GenPI.co - Kasus perkosaan yang dilakukan pengasuh pondok pesantren di beberapa wilayah di Jawa Barat bikin amarah Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas membuncah.
Awalnya, yang menggegerkan publik terkait kasus perkosaan itu di Cibiru, Bandung, di mana tindak perkosaan ditutup rapat baik oleh lembaga, aparat, dan pemerintah.
Ternyata, kebengisan sang guru pondok terhadap korbannya yang mencapai belasan remaja putri ini menyayat hati publik.
Tak berselang lama, kemudian mencuat kembali di Tasikmalaya, di mana sekitar sembilan santriwati menjadi korbannya.
Merespons kenyataan buruk itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas langsung bicara tegas. Pernyataan Menteri Yaqut yang sudah diketahui publik itu terlihat jelas sang menteri marah besar.
Menteri Yaqut pun lantas memerintahkan jajarannya mulai tingkat provinsi hingga kabupaten/kota untuk melakukan investigasi.
Tak tanggung-tanggung, perintah Menteri Yaqut adalah evaluasi menyeluruh serta mitigasi pencegahan kekerasan seksual di lembaga pendidikan keagamaan.
"Kami sedang investigasi untuk menurunkan semua jajaran Kemenag, melakukan investigasi di daerah masing-masing," tegas Menteri Yaqut dikutip GenPI.co dari Antara, Senin (13/12).
"Jadi kalau ada hal serupa, kita akan lakukan mitigasi serupa. Jadi jangan tunggu ada kejadian dulu," sambungnya.
Melihat predator seks seperti guru pesantren, Herry Wirawan dan Anwar Sidik, Menteri Yaqut takut peristiwa yang terjadi ini seperti fenomena puncak gunung es.
Imbasnya, wajah pesantren pun menjadi tercoreng dengan mencuatnya kasus ini, lantaran ada kejahatan besar di satuan pendidikan keagamaan.
Menteri Yaqut pun menegaskan, investigasi dan mitigasi akan dilakukan di seluruh satuan pendidikan di lingkungan Kementerian Agama.
Dalam kaitannya, yang menjadi sorotan adalah madrasah, pesantren, hingga perguruan tinggi.
"Jadi kekerasan seksual, pelecehan seksual dan semua tindak asusila itu harus disikat," tegas Menteri Yaqut.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News