GenPI.co - Koordinator Jaringan Damai Papua (JDP) LIPI Adriana Elisabeth mengatakan pemerintah seharusnya memahami kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua dengan klasifikasi masalah tertentu.
Sebab, KKB bukanlah satu entitas penuh yang pasif. Kelompok ini juga berdinamika dan berkembang setiap harinya.
"Misalnya, ada kelompok ideologis, pragmatis, tetapi ada juga anggota KKB yang merekrut anak-anak yang tidak punya pekerjaan," kata Adriana kepada GenPI.co, Jumat (26/11).
Adriana mengatakan, hal itu bisa jadi menjadi alasan mengapa KKB bisa begitu brutal dalam menyerang misalnya.
Sebab, tidak semua melakukan penyerangan dengan basis ideologis semata.
"Saya sangat tidak sepakat dengan kekerasan dalam bentuk apa pun, tetapi ini harus dilihat bahwa KKB juga berdinamika," katanya.
Jika sudah demikian, pemerintah harus memahami KKB secara lebih lebar dan terklasifikasi bahwa ada juga dampak psikososial akibat konflik yang sangat panjang.
Jadi, jangan anggap konflik Papua adalah masalah yang tidak bisa dihentikan.
Karena kalau sudah berpikir seperti itu, maka pemerintah sebenarnya sudah masuk ke dalam conflict trap.
"Ada persoalan ekonomi, sosial, eksistensi, yang mana itu tidak bisa disederhanakan menjadi konflik keamanan saja," katanya.
Selanjutnya, salah satu isu penting lain yang membuat konflik ini menahun ialah adanya dugaan jual beli senjata.
Kalau sudah jual beli, berarti di sana ada keuntungan.
"Ini harus clear," katanya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News