GenPI.co - Kondisi pandemi covid-19 memang memperparah ketertinggalan pendidikan di Indonesia. Akan tetapi kondisi sebelum pandemi pun belum bisa dikatakan baik.
Peneliti Bidang Sosial The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII), Nisaaul Muthiah menilai pemerintah belum optimal dalam meningkatkan kualitas SDM Tanah Air.
Nisaaul melihat kalau sistem pendidikan di Indonesia saat ini masih membutuhkan banyak perbaikan.
"Mulai dari aspek sumber daya manusia yang terlibat dalam sistem pendidikan, maupun infrastruktur penunjang proses belajar," terangnya.
Hal itu didukung oleh studi dari Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 yang menunjukkan kalau rata-rata kemampuan membaca anak usia 15 tahun di Indonesia berada di peringkat 77 dari 77 negara.
Sementara itu, rata-rata kemampuan matematika dan ilmu pengetahuan berada di peringkat 72 dan 70 dari 78 negara.
Nisaaul juga menyatakan bahwa dari tahun 2003 hingga 2018, jumlah murid di Indonesia yang dapat masuk ke level pendidikan menengah memang meningkat, namun peningkatan tersebut tidak disertai dengan perbaikan kualitas pendidikan yang diberikan.
"Kemendikbud Ristek perlu melakukan perbaikan kualitas pendidikan secara menyeluruh," ucapnya dikutip GenPI.co, Selasa (16/11)
Peningkatan jumlah siswa yang memasuki pendidikan menengah harus disertai dengan perbaikan kualitas guru, kurikulum, strategi pedagogi, dan infrastruktur penunjang pendidikan.
Menurutnya langkah tersebut dapat dimulai dengan memperbaiki kualitas Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
"Kemendikbud Ristek juga perlu bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk segera mewujudkan pemerataan akses internet. Dengan langkah-langkah tersebut, harapannya reformasi sistem pendidikan yang dijanjikan oleh Presiden Jokowi dapat terwujud," ungkapnya
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News