Kepemimpinan Jokowi Bikin Rakyat Tidak Puas, Pengamat Ini Sedih

16 November 2021 00:20

GenPI.co - Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti memberi tanggapan terkait Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menilai bangsa Indonesia mengerdilkan diri sendiri.

Seperti diketahui, Jokowi mengaku sedih lantaran menurutnya bangsa Indonesia masih bermental inferior, inlander, dan terjajah.

“Saya justru sedih melihat presiden yang hingga sampai saat ini belum juga menyadari beberapa hal dari cara kepemimpinannya,” ujar Ray kepada GenPI.co, Senin (15/11).

BACA JUGA:  Akibat Sindiran Fadli Zon Ke Jokowi, Gerindra Dinilai Ikut Campur

Padahal, menurutnya kepemimpinannya sendiri yang membuat rakyat Indonesia tidak lagi terlihat antusias pada capaian kinerja beliau.

“Berbagai survey mengkonfirmasi makin surutnya tingkat kepuasan terhadap presiden, bukan semata karena kinerjanya tapi situasi politik yang ditimbulkannya,” ucapnya.

BACA JUGA:  Para Menteri Berulah, Tugas Jokowi Makin Sulit

Terlebih lagi, menurut Ray, Jokowi hanya fokus pada pembangunan saja. Padahal, menurutnya pemimpin yang hanya membangun sudah pernah diturunkan oleh rakyat.

“Pemimpin yang hanya membangun dan menyampingkan hal lain dalam kehidupan berbangsa serta bernegara pernah dijatuhkan oleh rakyat. Orde baru adalah contohnya,” tuturnya.

BACA JUGA:  Jadwal Pemilu 2024 Belum Pasti, Demi Muluskan Jokowi 3 Periode?

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai justru Jokowi yang memiliki mental inferior.

“Jangan lupa bahwa inferior itu terkadang diucapkan oleh dirinya sendiri. Salah satu contohnya dulu dia membanggakan stafsus milenialnya karena lulusan luar negeri,” ujarnya.

Menurutnya, hal tersebut sama sajabahwa Jokowi masih bermental inferior dengan kampus-kampus luar negeri.

“Itu yang menurut saya tidak konsisten. Apalagi sekarang itu orang melihat soal kemampuan dan kompentensi,” katanya.

Adib mengatakan bahwa tidak penting siapa sosok tersebut atau lulusan dari mana. Sebab, menurutnya hal tersebut tidak penting di dunia kerja sat ini.

“Ketika stafsus milenial itu lulusan luar negeri dan merasa paling hebat, toh mereka sekarang juga tidak berkontribusi maksimal,” tandasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co