GenPI.co - Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk transparan terkait menterinya yang diduga ikut dalam bisnis tes PCR.
Seperti diketahui, kedua menteri Jokowi yang diduga ikut terseret dalam bisnis tes Covid-19 tersebut yaitu menteri BUMN Erick Thorir dan Menko Marvest Luhut Binsar Pandjaitan.
"Jelas hal ini jadi urusan presiden, karena menyangkut jabatan yang diemban mereka sebagai pembantu presiden," jelas Ray Rangkuti kepada GenPI.co, Senin (8/11).
Terlebih lagi, menurut Ray Rangkuti, keterbukaan tersebut merupakan salah satu indikator kepercayaan publik terhadap Jokowi.
"Lebih dari itu, hal ini juga sebagai sinyal kuat bahwa presiden berkomitmen kuat untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan terbuka," ungkapnya.
Bukan tanpa alasan, menurutnya, pemerintahan yang baik dan bersih bukan semata-mata dilihat dari kinerja Jokowi saja, melainkan sosok di sekeliling presiden itu sendiri.
"Bersih bukan hanya menyangkut diri presiden tapi juga seluruh pembantu kepresidenan," tuturnya.
Ray Rangkuti juga meminta Jokowi untuk segera memperhatikan berbagai kritik masyarakat terkait dengan kebijakan tes PCR.
Bukan tanpa alasan, menurut Ray Rangkuti hingga saat ini tes covid-19 tersebut masih saja dibebankan kepada masyarakat.
"Bukan saja soal apakah PCR tersebut merupakan kebijakan yang sangat urgen, tapi juga termasuk harga PCR yang berubah-ubah," ujar Ray Rangkuti.
Menurut Ray Rangkuti, komunikasi antara pemerintah dengan masyarkat dirasa kurang memadai.
Sebab, hingga saat ini, dirinya belum juga mendengar alasan mengapa dulu harga tes tersebut begitu tinggi.
"Hingga sampai sekarang, publik belum mendengar alasan mengapa harga PCR bisa turun dari kisaran Rp 1 jutaan hingga sekarang berkisar di angka Rp 375 ribuan, kenapa enggak dari awal?" tandansya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News