GenPI.co - Ahli hukum tata negara Refly Harun membeberkan faktor yang membuat mantan Jubir Presdien Fadjroel Rachman kesulitan penyambung lidah Jokowi.
Menurutnya, salah satu faktor tersebut disebabkan oleh Presiden Jokowi sendiri yang memelihara segregasi di antara pendukung dan pengkritiknya.
“Presiden seperti memelihara yang namanya keterpecahan sosial antara cebong kampret. Terutama setelah 2019,” ujar Refly Harun kepada GenPI.co, Selasa (2/11).
Refly juga menilai pemeliharaan relawan tetap Jokowi menyebabkan Fadjroel kewalahan saat hendak menjelaskan arahan presiden.
“Sampai sekarang juga tetap masih ada buzzer-buzzer istana. Oleh akrena itu, saya menganggap tidak mudah menjadi jubir Jokowi. Karena pengagum dan penentang presiden sama banyaknya,” ucapnya.
Hal tersebut, menurut Refly, jadi hal yang tidak menguntungkan bagi Fadjroel. Terlebih lagi, suasana kampanye Jokowi masih sangat santer hingga saat ini.
“Apalagi kemudian ditingkahi media sosial oleh individu. Jadi orang tidak lagi mengandalkan media mainstream,” lanjutnya.
Refly lantas menilai Jokowi sendiri menjadi simbol keterpecahan masyarakat antara cebong dan kampret.
“Jangan lupa, Fadjroel Rachman juga bgian dari tim sukses Jokowi sejak 2014. Bahkan dalam pilkada DKI. Kalau Fadjroel Rchman tidak dikasih jabatan, barangkali sudah ngambek dia,” katanya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News