GenPI.co - Mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menilai kebangkrutan maskapai Garuda Indonesia terjadi setelah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.
Menurutnya, permasalahan Garuda sudah terjadi bertahun-tahun lalu, keuangannya sudah sangat parah.
Namun, kata Ferdinand, belum ada dititik ini di mana sangat sulit untuk bangkit lagi.
"Permasalahan ini ada dari dulu dan menumpuk terus, kemudian membeli pesawat mahal, membuka rute penerbangan yang sepi," jelas Ferdinand kepada GenPI.co, Jumat (29/10).
Pria bedarah Batak tersebut mengungkapkan, salah puncaknya dari Garuda memiliki utang yang sangat banyak, karena selama ini tidak mampu menghidupi biaya operasionalnya sepanjang tahun.
"Garuda harus bangkrut, karena tidak ada upaya yang bisa dilakukan kecuali ada orang mau menanggung beban 70 Triliun utangnya," lanjurnya.
Aktivis sosial Politik Hukum Nasional tersebut menegaskan, kebangkrutan ini tidak terjadi tiba-tiba di era Jokowi.
Seharusnya ada pengawasan ketat sejak awal sehingga tidak berlarut hingga saat ini.
"DPR, Komisaris, Kementrian BUMN tidak melakukan pengawasan semestinya, sehingga patut dipertanyakan apa yang sebelumnya mereka laporkan kepada Jokowi," tutupnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News