GenPI.co - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai kinerja dua tahun Kemenko Perekonomian yang dipimpin oleh Airlangga Hartarto di Kabinet Jokowi.
Menurutnya, kinerja Airlangga Hartarto yang disorot soal banyaknya ketimpangan yang terjadi.
Ketimpangan itu dikatakan yang mana jumlah orang kaya terus meningkat, dibarengi dengan jumlah pengangguran.
"Ini terjadi tidak hanya karena pandemi Covid-19, tetapi kebijakan yang dibuat pemerintah tidak tepat," ujar Bhima kepada GenPI.co, Selasa (26/10/2021).
Beberapa kebijakan yang disebutkannya antara lain insenfif perpajakan tak tepat sasaran hingga perlindungan sosial yang terlambat.
Menurut Bhima, ketimpangan tersebut wajib untuk diwaspadai, karena bisa berimbas mengganggu stabilitas ekonomi dan politik dalam waktu panjang.
Kemudian, kedua terkait banyaknya utang yang bertambah
Dia menerangkan adanya penambahan utang secara agresif itu terjadi karena kenaikan belanja barang dan pegawai antara 2021 daripada 2019.
Ketiga terakait pembangunan infrastruktur tak tepat sasaran
Bhima menyayangkan selama pandemi Covid-19 terjadi pembangunan infrastruktur tidak tepat.
"Seharusnya pembangunan ditunda dan alokasi anggaran untuk penanganan Covid-19," tegas dia.
Selanjutnya, keempat soal pemulihan ekonomi yang belum solid di masa pandemi Covid-19.
Dirinya menyebutkan, kuartal II ekonomi tumbuh 7,07 persen.
Namun, setelah itu muncul gelombang Covid-19 ke dua yang membuat ekonomi terus merosot.
Terakhir, soal kebijakan ekonomi tidak jelas
Bahkan peran yang seharusnya diisi oleh orang berkompeten harus dialihtangankan
"Sehingga terdapat koordinasi membingungkan," tutur Bhima Yudhistira.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News