GenPI.co - Cuitan Natalius Pigai disebut tidak rasis. Tapi pengamat menyebut cuitan mantan Komisioner Hak Asasi Manusia (HAM) itu tetap butuh bukti.
Pengamat politik Dedi Kurnia Syah mencoba membedah ini.
Seperti diketahui, sebelumnya Natalius Pigai menyeret nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar tidak dipercaya masyarakat.
"Rasanya ujaran Pigai dalam kapasitas kritik politik, tidak sampai masuk ruang rasial," ujar Dedi Kurnia Syah kepada GenPI.co, Selasa (5/10).
Menurut Dedi, Pigai tidak mendiskreditkan suku tertentu. Akan tetapi langsung pada orang perorang.
"Terlebih lagi orang yang dimaksud adalah pejabat publik," katanya.
Dedi mengatakan bahwa isu rasisme tersebut bisa saja diperkarakan. Kendati demikian, perlu ada pembuktian terbalik.
"Apakah kedua orang yang dimaksud Pigai tersebut bisa dipercaya atau tidak? Jika rupanya ada janji yang teringkari, maka Pigai akan memenangi pertarungan," tandasnya.
Seperti diketahui, sebelumnya Natalius Pigai sempat mencuit dan mengunggah sebuah video kunjungan Ganjar Pranowo ke Papua.
Dalam video tersebut, kader PDIP tersebut menyatakan bahwa makanan khas Papua enak.
Pigai lantas mencuit agar tidak mempercayai Ganjar dan Jokowi dan menyinggung soal keresahannya terkait rakyat Papua.
"Jangan percaya orang Jawa Tengah Jokowi dan Ganjar," ujar Pigai.
Dirinya lantas mengatakan bahwa Jokowi dan Ganjar merampok kekayaan Papua.
"Mereka bunuh rakyat Papua. Injak-injak harga diri bangsa Papua dengan kata-kata rendahan Rasis," lanjutnya.
Bahkan, dirinya juga menilai bahwa orang-orang dari Jawa Tengah kerap menyebut rakyag Papua sebagai binatang (Monyet) dan sampah.
"Kami bukan rendahan. Kami lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. Saya penentang ketidakadilan," tandasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News