GenPI.co - Hubungan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan pendukung dari kelompok-kelompok muslim diketahui tidak sekuat pada Pilpres 2014 dan 2019.
Hal itu tak lepas dari keputusan Prabowo menjadi menteri pertahanan dalam kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Lalu, apakah hal itu akan menjadi pengganjal Prabowo untuk maju sebagai capres pada Pilpres 2024?
Merespons hal ini, Pakar komunikasi dan politik menilai hal itu tak akan menjadi pengganjal bagi Prabowo.
"Di Indonesia, pemilih atau dinamika politik kita sangat cair," ujar Emrus dalam diskusi virtual yang diikuti Genpi.co, Jumat (24/9).
Emrus mengaku belum melihat politik ideologis, baik di level elite maupun grass root.
Selain itu, kata Emrus, budaya di Indonesia juga sangat pemaaf dan melupakan.
"Jadi luka-luka yang terjadi itu, untuk sistem sosial kita sangat mudah sembuh, karena mereka melupakan itu," kata Emrus.
Oleh karena itu, kata Emrus, Prabowo tinggal mendekati kembali kelompok-kelompok yang kecewa.
Namun, tentu dengan menawarkan beberapa kesepakatan politik yang saling menguntungkan.
"Tinggal mendekati saja. Politik itu sederhana, saya melakukan apa, saya dapat apa," kata Emrus. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News