GenPI.co - Pengamat komunikasi Ade Armando menilai bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tengah dihukum oleh semesta. Hukuman itu datang lewat ajang Formula E.
Saat ini, ajang balapan tersebut nasibnya tengah diombang-ambing. Proyek tersebut bahkan berpotensi merugikan negara sekitar Rp2,4 triliun.
“Pemprov DKI bahkan sudah menandatangani kontrak untuk menyelenggarakan acara itu selama lima tahun berturut-turut,” ujarnya dalam video di kanal YouTube CokroTV, Rabu (15/9).
Ade mengatakan bahwa commitment fee untuk penyelenggaraan Formula E juga sudah dibayar oleh Pemprov DKI. Sayangnya, uang tersebut tak bisa dibatalkan.
“Anies pun menginstruksikan agar Formula E di Jakarta tetap dilaksanakan pada Juni 2022. Sementara itu, pada 2023 dan 2024, Anies sudah turun jabatan,” katanya.
Akademisi UI itu menilai bahwa Anies terus berusaha menutupi kegagalan Formula E dari publik.
Upaya Anies itu bahkan membuat PDIP dan PSI harus berusaha menggalang suara sesama wakil rakyat di DPRD untuk mengajukan hak interpelasi.
“Namun, itu juga akan gagal, karena kekompakan mayoritas fraksi di DPRD DKI yang sepakat untuk tak mengganggu kenyamanan Anies,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ade memaparkan bahwa dalam surat perjanjian, commitment fee Formula E harus bisa dibayar Anies selama masa jabatan.
Jika janji tersebut gagal dipenuhi Anies, maka Pemprov DKI berpotensi untuk digugat melalui arbitrase internasional di Singapura.
“Jadi, walaupun arena balap itu dijadwalkan sampai 2024 dan Anies sudah turun pada 2022, dia tetap harus melunasinya agar tak digugat,” paparnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News