Pengamat Bongkar Pekerjaan Berat Panglima TNI yang Baru, Ini Dia

17 September 2021 21:08

GenPI.co - Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, mengakui persoalan TNI dengan politik tidak bisa dihindarkan hingga saat ini.

Dia mengatakan bahwa hal tersebut merupakan residu masa lalu.

"Pada masa Orde Baru, ketika TNI masih mendapat peran yang sangat besar di ruang sosial politik. Itu tidak salah, karena memang negara yang mengatur," ujar Khairul Fahmi di Kawasan Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis (16/9/2021) kemarin.

BACA JUGA:  Bursa Calon Panglima TNI, Anggota Komisi I DPR Sebut 3 Nama

Namun, sejak reformasi tercetus amanat agar TNI tidak lagi mengambil ruang yang terlalu besar untuk masuk ke ruang politik.

"Bursa panglima TNI banyak yang mengaitkan dengan isu-isu politik elektoral 2024, padahal sebenarnya tidak berkaitan secara langsung," bebernya.

BACA JUGA:  Sosok Panglima TNI Harus Paham Soal Ini

Khairul Fahmi menambahkan TNI dalam hal ini punya tugas dan peran yang strategis menjelang pemilu 2024.

Hal itu bukan berarti berkaitan langsung politik praktisnya, tapi pengamanan agar proses demokrasi berjalan lancar.

BACA JUGA:  Sederet PR Besar Menanti Calon Panglima TNI, Termasuk Soal Papua

"Jadi bukan soal politik praktisnya, tapi bagaimana Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto nanti bisa mengawal ini tadi (pesta demokrasi), menjadi sesuatu yang lancar dan sukses," terang dia.

Tidak hanya itu, Khairul Fahmi menuturkan pekerjaan rumah terbesar Panglima TNI yang baru ialah tiga aspek pertahanan negara, yakni kekuatan, kemampuan, atau penggunaan kekuatan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co