Refly Harun Blak-blakan Seret Ali Ngabalin, Halus Tapi Menohok

16 September 2021 08:40

GenPI.co - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun ikut buka suara merespons pernyataan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin yang mengatakan otak Rizal Ramli septic tank alias tempat penampungan kotoran.

Hal tersebut diungkapkan pengamat sosial dan politik itu dalam video yang diunggah di kanal YouTube Refly Harun, Senin (13/9).

Sebelumnya, Ali Ngabalin mengatakan otak Rizal Ramli septic tank saat merespons cuitan Pakar Ekonomi Rizal Ramli yang memberikan pernyataan bahwa Presiden Jokowi juga layak dipenjara karena sering menyebarkan berita bohong.

BACA JUGA:  Doa 4 Zodiak Tembus Langit, Rezekinya Nomplok Masuk Rekening

"Ali Ngabalin: Otak Rizal Ramli hanya septic tank," jelas Refly Harun.

Menurut Refly Harun, Ali Ngabalin itu seorang Tenaga Ahli Utama KSP seharusnya tidak boleh sembarangan mengeluarkan statemen.

BACA JUGA:  Mulai Besok Doa 4 Shio Jadi Kenyataan, Rezeki Masuk Rekening

Dia membayangkan, Ali Ngabalin sering memprovokasi orang-orang agar ditangkap, padahal pernyataan mereka lebih sopan.

"Seandainya benar Rizal Ramli bicara seperti yang dituduhkan, apakah layak dibalas dengan kata-kata ‘bau tanah, septic tank, dan sakit hati mendalam… Seolah-olah hidup itu hanya jabatan bukan responsibility," ungkap Refly Harun.

BACA JUGA:  Daun Beluntas Campur Madu Cespleng, Wanita Bisa Terbelalak

Refly Harun mengungkapkan, dia mengenal Rizal Ramli sebagai seorang pejuang dan aktivis.

Bahkan, dirinya pernah mengkritik Rizal Ramli saat masih menjabat sebagai menteri dulu.

Saat itu, Rizal Ramli mengkritik Wakil Presiden yang seharusnya tidak boleh dilakukan secara terbuka.

"Sebagai seorang pejuang dan aktivis, kritis adalah sebuah pilihan. Jabatan hanya konsekuensi. Jabatan tidak seharusnya menghilangkan kekritisan," beber Refly Harun.

Menurut akademisi itu, pejabat negara itu ada tiga jenis. Yang pertama, membela habis-habisan pemerintah dan menikmati jabatan, seperti Ali Ngabalin.

Kedua, menikmati jabatan dan diam saja. Sebagian besar pejabat memilih hal ini hingga tidak terlihat dari permukaan.

Ketiga, menikmati jabatan tetapi tetap kritis. Konsekuensinya, jabatan yang diperoleh hanya sebentar.

Mengapa? Karena mereka orang dalam yang harusnya tidak boleh mengkritik.

Apalagi sebagai bawahan. Tidak banyak orang yang lapang dada dan mau dikritik kebijakannya.

Oleh sebab itu, Refly Harun menyarankan untuk mengadu Ali Ngabalin dengan orang-orang yang dia komentari di ruang publik sebagai sampah masyarakat dan warga negara kelas kambing.

Refly Harun pun mengatakan, semua yang dihina Ali Ngabalin tidak perlu membalas.

Lebih baik mengajaknya berdebat habis-habisan di ruang publik.
Syaratnya jangan dipolisi-polisikan. Masyarakat nantinya yang akan menilai, kapasitas siapa yang lebih baik.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co