GenPI.co - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun angkat suara terkait pernyataan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin yang menghina Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli.
Pasalnya, Ngabalin menyebut Rizal Ramli sebagai orang yang sakit hati lantaran dipecat Presiden Joko Widodo dan memiliki isi otak Septic Tank (wadah kotoran).
“Narasi orang-orang istana atau yang dekat dengan pemerintah itu tidak jauh dari pernyataan sakit hati mendalam karena dipecat dan sebagainya,” ujarnya kepada GenPI.co, Selasa (14/9).
Menurut Refly Harun, pernyataan Ngabalin seolah-olah menunjukkan bahwa orang hidup itu dilihat hanya dari jabatan saja.
“Hanya jabatan, bukan dari tanggung jawab sosialnya. Saya tidak melihat ada kepentingan jabatan dari dalam diri Rizal Ramli,” katanya.
Refly Harun juga mengatakan bahwa Rizal Ramli sejak awal memang sudah kritis. Bahkan, dirinya juga sempat menantang debat wakil presiden saat menjabat menteri.
“Karena dia dipecat dari jabatan menteri bukan berarti jika kritisnya hilang. Bahkan, sewaktu menjadi menteri koordinator pun dia melawan wakil presiden,” tutur Refly Harun.
Di sisi lain, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie tak terima Rizal Ramli dihina oleh Ngabalin dengan berbagai pernyataan kasar.
Dirinya lantas menilai bahwa Ngabalin tidak sopan dan tidak beretika.
"Saya lihat bahasa bang Ngabalin seperti tak beretika dan punya sopan santun,” ujar Jerry.
Dirinya juga menduga bahwa Ngabalin tidak pernah belajar etika dan tata krama saat di sekolah maupun di perguruan tinggi.
“Kayaknya waktu di kuliah tak belajar etika dan tata krama. Atau hanya banyak belajar tata boga?" katanya.
Jerry mengaku kebingungan dnegan tingkah Ngabalin selama ini. Pasalnya, menurut Jerry, sosok Ngabalin selama ini jauh lebih mirip buzzer ketimbang KSP.
“Otak Nagbalin dan Rizal Ramli beda antara langit dan bumi. Orang kalau cerdas lingiustik verbal bahasa polite (sopan) dan juga santun," tandasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News