GenPI.co - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara Terkait wacana amendemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Haedar mengingatkan rencana Amendemen UUD 1945 tidak untuk kepentingan pragmatis jangka pendek.
"PP Muhammadiyah meminta semua pihak untuk memikirkan kembali hikmah dan kebijaksanaan yang berjiwa kenegarawanan autentik saat gagasan amendemen UUD 1945 muncul," kata Haedar melalui keterangannya, Senin (30/8).
Dia mengatakan, sudah empat kali amendemen UUD 1945 dilakukan di awal reformasi yang mengandung sejumlah kebaikan.
Namun, amendemen tersebut menyisakan masalah lain yang membuat Indonesia kehilangan sebagian jati diri yang asli.
"Jangan sampai di balik gagasan amendemen ini menguat kepentingan-kepentingan pragmatis jangka pendek yang dapat menambah berat kehidupan bangsa," kata Haedar.
Haedar juga menilai amendemen UUD 1945 bisa menyalahi spirit Reformasi 1998.
Lebih krusial lagi, kata Haedar, Amendemen itu juga bertentangan dengan jiwa Pancasila maupun UUD 1945 yang dirancang dan ditetapkan para pendiri negeri 76 tahun yang lalu.
Untuk itu, Haedar menegaskan pentingnya hikmah kebijaksanaan para tokoh penting untuk membawa Indonesia yang lebih maju.
Tidak hanya bagi mereka yang berada di pemerintahan, tetapi bagi tokoh di luar pemerintahan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News