GenPI.co - Skenario senyap Tim Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri sukses melumpuhkan sejumlah terduga teroris dari berbagai tempat.
Ngerinya, ternyata terduga teroris yang ditangkap tersebut mengincar hari-hari besar untuk melancarkan aksi teror.
Puluhan terduga teroris yang sukses dibekuk tersebut diduga bagian dari jaringan Jamaah Islamiyah.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono blak-blakan mengungkapkan hal tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan sejumlah terduga teroris yang sebelumnya ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
"Dari keterangan-keterangan yang disampaikan oleh beberapa tersangka ini memang yang akan disasar itu di tanggal-tanggal tertentu," jelas Irjen Argo Yuwono kepada wartawan di Jakarta, Minggu (22/8).
Menurut Irjen Argo Yuwono, hari-hari besar yang diincar mereka adalah yang berkaitan dengan pemerintah. Salah satunya hari kemerdekaan 17 Agustus.
"Di hari-hari besar itu adalah berkenaan dengan pemerintah. Jadi mereka ini kan yang bertentangan dengan pemerintah," ucap Argo.
Irjen Argo Yuwono menuturkan, beberapa tempat yang menjadi incaran para terduga teroris yang berkaitan dengan pemerintah yakni kantor polisi.
Tak hanya itu, mereka juga menargetkan tempat kerumunan yang banyak terdapat orang asing.
"Jadi ke pemerintah inilah yang mereka sasar itu. Artinya mereka yang sasar jadi suatu target," jelas Irjen Argo Yuwono.
"Seperti zaman dulu ada tempat polisi, tempat kerumunan dari orang-orang asing yang ada di Indonesia, sudah kita petakan semuanya," sambungnya.
Namun, agenda kegiatan teror tersebut urung dilaksanakan karena para pelaku sudah tertangkap Tim Densus Antiteror 88 lebih dulu.
Menurut Irjen Argo Yuwono, terkait kegiatan agenda teror yang akan dilakukan para terduga teroris tersebut, Argo tidak menjelaskannya secara rinci.
Meski pun para terduga teroris ditangkap di wilayah berbeda, namun mereka masih memiliki keterkaitan.
"Tentunya jaringan ini kan tidak pisah, ini ada keterkaitan dan kadang-kadang masih ada hubungan. Artinya hubungannya apa yang telah direncanakan kemudian nanti yang ketangkap artinya perencanaan gagal," beber Irjen Argo Yuwono.
Saat ini, Tim Densus 88 Antiteror Polri sukses menangkap setidaknya 53 terduga teroris dari sejumlah daerah di Indonesia.
Penangkapan 53 terduga teroris ini dilakukan dalam operasi pencegahan dan penindakan terorisme yang berlangsung sejak tanggal 12 hingga 17 Agustus 2021.
Para terduga teroris tersebut ditangkap dari 11 provinsi di Indonesia.
Adapun rinciannya, 11 terduga teroris ditangkap di Jawa Tengah, 8 orang di Sumatera Utara, 7 orang di Lampung, 6 orang di Banten, 6 orang di Jawa Timur.
Selanjutnya, 4 orang di Jawa Barat, 3 orang di Kalimantan Timur, 3 orang di Sulawesi Selatan, 3 orang di Jambi, 1 orang di Kalimantan Barat, dan 1 orang di Maluku.
Irjen Argo Yuwono mengungkapkan, para terduga teroris yang ditangkap mayoritas berasal dari kelompok Jamaah Islamiyah (JI). Sedangkan sisanya Jaringan Ansharut Daulah (JAD).
"Dari 53 orang ini, sebanyak 50 orang adalah anggota Jamaah Islamiyah dan sisanya tiga orang anggota Jamaah Ansharut Daulah," ujar Argo.
Dari hasil pemeriksaan beberapa terduga teroris dari jaringan JI ingin melancarkan aksi teror pada momen HUT ke-76 RI.
Selain itu, dari penangkapan terduga teroris ini, Tim Densus 88 Antiteror Polri juga mengungkap sumber pendanaan kelompok teroris JI.
"Pengumpulan uang yang dibentuk oleh JI yaitu Baitul Maal Abdurahman Bin Auf (BM ABA), Syam Organizer (SO), Madina, dan One Care," kata Irjen Argo Yuwono.
Adapun sejumlah barang bukti yang diamankan dari penangkapan 53 terduga teroris ini seperti buku-buku tentang jihad.
Kemudian senjata api rakitan, puluhan butir peluru, pistol, dan 1.540 kaleng celengan dan kotak amal.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News