GenPI.co - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengatakan pemerintah telat menyadari dan memahami pentingnya ilmu pengetahuan dalam mengatasi krisis.
Akibatnya, banyak korban jiwa yang tidak tertolong akibat Covid-19.
"Padahal para ahli pandemi jauh-jauh hari sudah banyak yang menyampaikan pentingnya 3-T (testing, tracing dan treatment) ini. Termasuk pentingnya karantina wilayah,” kata dia kepada GenPI.co, Senin (2/8/2021).
Dia juga menyarankan seharusnya pemerintah terbuka dengan panel ahli, yang sangat banyak jumlahnya di Indonesia.
“Beri ruang dan dengarkan suara mereka. Ini akan mendayagunakan potensi nasional yang ada sekaligus mengurangi 'kebisingan' dalam pengelolaan negara," ujar Mulyanto.
Tracing adalah adalah testing yang terstruktur mengikuti titik-titik kasus positif, sehingga benar-benar dapat melacak penyebaran kasus Covid-19 dari suatu kasus.
WHO sempat menyarankan tracing ini dilakukan sebanyak 20-30 testing untuk setiap kasus positif terkonfirmasi.
"Terkait dengan hal tersebut, dibandingkan dengan Negara-negara tetangga, tracing yang kita lakukan masih sangat lemah. Karena itu wajib untuk ditingkatkan," tegas Mulyanto.
Laporan Our World in Data (30/7/2021) menyebutkan jumlah tracing per satu kasus positif di Indonesia sebesar 3,8, namun hal itu masih jauh di bawah saran WHO yang 20-30 testing per satu kasus positif.
Bila dibandingkan Malaysia angka tracing ini sebesar 10,1, lalu angka tracing di Vietnam sebesar 21,1, sementara di Singapura angka tracing sebesar 943,8 pengujian per satu kasus positif.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku dirinya makin mengerti bahwa tracing itu penting karena itu merupakan teknik kunci.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News