GenPI.co - Ada keterkaitan antara peristiwa pembantaian yang dilakukan PKI pada 1965 terhadap para jenderal dengan kasus kematian 6 laskar FPI pada akhir 2020 lalu.
Hal itu diungkapkan Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin, Jumat. Menurut dia, dua kejadian tersebut mirip lantaran kental aroma politik.
“Demi kepentingan politik maka nyawa tidak ada harganya, hanya komunis yang seperti itu. Tahun 1965, enam jenderal dibantai dan sekarang enam laskar dibantai,” kata Novel kepada JPNN.
Novel lantas melihat kesamaan antara dua peristiwa yang berselang setengah abad lebih tersebut.
Kala itu di tahun 1965, pemerintah juga membubarkan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Masyumi.
“Sama dengan 2021, FPI dibubarkan oleh pemerintah. Lalu tahun 1965 Buya Hamka ditahan dan asetnya disita, sekarang Habib Rizieq Shihab ditahan dan aset FPI disita hingga rekening dibekukan,” kata Novel Bamukmin.
Sebagaimana diketahui, 6 orang yang menjadi anggota laskar FPI ditembak oleh petugas dari Polda Metro Jaya pada akhir 2020.
Mereka tewas lantaran menghalang-halangi dan melakukan perlawanan terhadap polisi yang sedang melakukan pengintaian terhadap Habib Rizieq Shihab.
Kala itu, 6 orang tersebut tergabung dalam kelompok yang mengawal Rizieq dan keluarganya di tol Jakarta Cikampek.
Polisi sendiri telah menetapkan 3 petugas polisi yang menjadi tersangka dalam insiden itu.
Namun tersangka itu kii tersisa 2 orang lantaran salah satunya meninggal dunia.
Para tersangka tersebut dengan Pasal 338 KUHP jo. Pasal 56 KUHP.(JPNN/GenPI)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News