GenPI.co - Ketua umum (ketum) PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto mengatakan Joko Widodo (Jokowi) resmi menyandang sosok negarawan, jika tidak memaksakan kehendak mewujudkan wacana jabatan tiga periode Presiden RI.
Hal tersebut diungkapkan Sunanto, merespons munculnya wacana mengubah jabatan Presiden RI menjadi tiga periode
"Bangsa hari ini defisit negarawan. Jokowi menjadi negarawan jika tetap memegang teguh sikapnya untuk cukup dua periode saja," kata Cak Nanto sapaan akrab Sunanto dalam keterangan persnya, Jumat (25/6/2021).
Cak Nanto mengatakan Indonesia memiliki sejarah kelam ketika Presiden RI dijabat seseorang dengan waktu panjang.
Dia kemudian berbicara kepemimpinan lama Soeharto sebagai Presiden RI yaitu 32 tahun, dan membuat matinya demokrasi.
"32 Tahun Pak Harto (Soeharto, red) berkuasa, lantas apa yang terjadi? Demokrasi mati, fundamental ekonomi rapuh, oligarki tumbuh subur. Mereka yang kaya adalah mereka yang berada di lingkaran Soeharto," beber Cak Nanto.
Karenanya, Can Nanto mengatakan, soal masa jabatan Presiden sebaiknya mencontoh kepemimpinan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Gus Dur, ujarnya, sosok yang egaliter dan legowo. Presiden keempat RI itu menempatkan konstitusi di atas hasrat pribadi.
"Pendidikan politik ala Gus Dur ini memberikan contoh bahwa seorang negarawan itu harus siap menerima dan melepaskan," kata Cak Nanto. (*/JPNN)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News