GenPI.co - Aksi unjuk rasa massa jelang vonis Rizieq Shihab terkait kasus swab tes, hari Kamis (24/6) berujung ricuh.
Massa berjumlah ratusan orang terlibat bentrok dengan polisi di daerah Pondok Kopi, Jakarta Timur.
Mantan Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean turut berkomentar mengenai aksi ricuh tersebut.
Menurutnya, aksi tersebut merupakan sikap yang sama sekali tidak patut ditiru.
"Hal ini adalah sebuah bentuk arogansi dan premanisme,” Ferdinand kepada GenPI.co, Kamis (24/6).
Dia blak-blakan menyebut apa yang dilakukan massa itu adalah upaya untuk mengintervensi keputusan hakim di pengadilan.
Pria berdarah Batak tersebut menilai, aksi massa menimbulkan preseden buruk bagi dunia peradilan di Indonesia
Sebab, ke depannya setiap orang yang memiliki kasus perkara akan mengerahkan massa untuk menkan hakim
"Orang yang memiliki duit, punya kekuatan akan mengerahkan massa untuk mempengaruhi dan menekan massa," lanjutnya.
Ferdinand berharap, pihak kepolisian bisa segera memukul mundur aksi tersebut, sehingga tidak melakukan penyebaran covid-19.
Sebelumnya pada Senin (21/6) Novel Bamukmin menyebut mengenai kemungkinan adanya massa yang akan memenuhi PN Jakarta Timur saat sidang pembacaan vonis.
Namun wasekjen Persaudaraan Alumnis (PA) 212 mengatakan bahwa tidak akan bisa membendung seandainya terjadi kerumunan itu.
“PA 212 tidak punya kekuatan membendung massa pencinta Habib Rizieq yang bisa saja hadir pada sidang putusan vonis nanti,” katanya.
Novel juga mengatakan bahwa Habib Rizieq tidak bisa disalahkan apa bila sampai terjadi kerumunan tersebut.
Dia menyebut, perkataan jaksa penuntut umum mengenai imam besar isapan jempol yang menyulut kerumunan pencinta Habib Rizieq.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News