GenPI.co - PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) Tbk atau GIAA mengalami kesulitan keuangan akibat dampak pandemi Covid-19.
Maskapai penerbangan pelat merah tersebut diketahui memiliki utang mencapai Rp 70 triliun atau sekitar USD 4,5 miliar dollar AS.
Bahkan, utang tersebut diperkirakan terus bertambah Rp 1 triliun tiap bulannya.
Pengamat politik Emrus Sihombing angkat bicara terkait kondisi kritis yang terjadi di Garuda Indonesia.
"Wajar di masa pandemi. Sebagai penumpang, saya menilai Garuda Indonesia terbaik terapkan protokol kesehatan di pesawat," ujar Emrus dalam keterangannya yang diterima GenPI.co, Senin (7/6/2021).
Emrus juga memberikan saran ciamik agar Garuda Indonesia tetap bertahan dan jangan sampai dipailitkan.
"Saya tawarkan solusi jitu dengan strategi konvensional (gotong royong). Seluruh WNI memikulnya, agar jangan pailit," kata Emrus.
Sebelumnya, Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid membeberkan kondisi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Yenny Wahid yang menjabat sebagai Komisaris Independen Garuda Indonesia mengatakan, perusahaan tersebut sedang dilanda berbagai masalah.
"Problem warisan Garuda besar sekali, mulai dari kasus korupsi sampai biaya yang tidak efisien," ujar Yenny Wahid seperti dikutip dari aku Twitter-nya, @yennywahid.
Meskipun begitu, dia berharap maskapai pelat merah itu jangan sampai dipailitkan.
"Saat ini kami sedang berjuang keras agar Garuda tidak dipailitkan," ungkapnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News