GenPI.co - Pengamat politik Rocky Gerung turut berkomentar terkait hasil elektabilitas Ketua DPR RI Puan Maharani yang jelek atau rendah di mayoritas lembaga survei nasional.
Hal itu sebenarnya sudah pernah terjadi kepada PDIP dalam Pilpres 2019.
Kala itu, elektabilitas Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sangat rendah, sehingga dia memutuskan untuk mundur dan mencalonkan Joko Widodo (Jokowi).
“Kalau itu terulang, PDIP bisa berhenti saja sebagai partai politik. Sebab, tak ada kader dan ideologi yang benar,” ujarnya dalam video di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Minggu (6/6/2021).
Rocky mengatakan bahwa absennya kader dan ideologi yang kuat, membuat PDIP hanya dimanfaatkan sebagai tumpangan oleh pihak lain.
“Buat apa ada satu partai politik besar, kalau pada akhirnya dia mengambil kader dari luar juga. Saya juga bisa begitu, bikin partai, tapi kadernya outsourcing,” katanya.
Akademisi itu memaparkan bahwa kondisi tersebut akan memancing kedatangan para investor yang hanya berbasis pada modal.
“Akhirnya, jadi sarang oligarki juga semua partai. Kalau enggak ada kader di partai itu, oligarki yang bermain juga tak bisa disalahkan,” paparnya.
Filsuf itu menuturkan bahwa Megawati bisa saja mengalami deja vu karena harus melewati kondisi yang sama seperti pada Pilpres 2019.
Namun, Rocky menegaskan jika hal itu terjadi berulang kali, maka apa yang dialami Megawati bukanlah deja vu, tapi sebuah halusinasi.
“Dikutuk oleh deja vu itu enggak enak. Bu Mega itu akan dua kali kecewa dan harus mengeluarkan energi tambahan untuk memikirkan strategi yang belum dipikirkan oleh orang lain,” tegasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News