Ucapan Rocky Gerung Pedasnya Kelewatan, Jokowi Habis Disemprot

20 Mei 2021 16:38

GenPI.co - Pengamat politik Rocky Gerung menganggap model otoritarianisme masa Orde Baru lebih terstruktur dibandingkan dengan represi yang dilakukan kekuasaan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Rocky bahkan menegaskan bahwa pemerintahan Jokowi saat ini tak akan mampu meniru gaya totalitarianisme yang dipraktikan pada masa Orde Baru.

BACA JUGA: Kasus 6 Laskar FPI Tak Tuntas, Jokowi Disemprot Amien Rais 

“Ada teknokrat yang konsisten, lalu intelnya juga otaknya bagus semua. Kalau saat ini, hal itu sama sekali nggak ada di pemerintah Jokowi,” ujar dia dalam pernyataannya dikutip GenPI.co dari video di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (20/5/2021).

Menurut Rocky, pemerintahan saat ini tak memiliki semacam pasukan pembuat strategi atau think tank dalam mempraktikan totalitarianisme yang mampu melanggengkan kekuasaan.

“Presiden Suharto dulu punya think tank di bidang intelijen, teknokrasi, dan lainnya. Saat ini, tak ada think tank, karena adanya septic tank, tempat pembuangan sampah,” ungkap dia.

Lebih lanjut, Rocky juga memberikan komentar terhadap pernyataan Presiden Jokowi terkait 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK).

Filsuf itu menilai bahwa Presiden Jokowi tiba-tiba datang dengan seolah-olah menjadi bijak dengan menyatakan akan memikirkan ulang terkait keputusan yang diterima oleh 75 pegawai KPK tersebut.

“Satu-satunya alat untuk berpikir ulang adalah dengan mencabut revisi UU KPK. Jadi, sudah tak ada lagi cara lain," jelasnya.

Rocky menyatakan bahwa pertimbangan itu justru memperlihatkan bahwa para penguasa bahkan tidak mampu memelihara jalur paling sederhana dalam berdemokrasi, yaitu beradu argumen.

BACA JUGA: Politisi PKS Bela Rizieq, KY dan Komnas HAM Langsung Disemprot

Akademisi itu lalu menghubungkan pernyataan Jokowi tersebut dengan peretasan yang terjadi pada konferensi pers Indonesia Corruption Watch (ICW) bersama dengan delapan mantan pimpinan KPK, Senin (17/5/2021) lalu.

“Membatalkan opini dengan mengunci akun-akun kritis itu menandakan bahwa nggak ada orang yang berpikir di istana. Sebab, hanya orang yang nggak berpikir yang mampu mengunci alat-alat berpikir,” tutur Rocky.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co