GenPI.co - Akademisi politik Philipus Ngorang menilai bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sedang memperbaiki citra dirinya di kalangan masyarakat beragama nonmuslim menjelang Pilpres 2024.
Pasalnya, selama ini Anies tak mendapat simpati dari masyarakat beragama selain Islam akibat manuver politiknya dalam Pilgub DKI Jakarta 2017.
BACA JUGA: Anies-Zulkiefli Puncaki Survei Pilpres, Pakar Beri Peringatan Ini
Menurut Ngorang, salah satu cara yang dilakukan Anies untuk menarik simpati masyarakat beragama selain Islam, khususnya umat Kristiani dan Katolik, adalah dengan meresmikan sebuah gereja di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara.
“Itu semua manuver dan gestur politik, karena semuanya dilakukan dengan mempunyai tujuan, yaitu Pemilu 2024,” ujarnya kepada GenPi.co.
Ngorang mengatakan bahwa saat itu Anies meresmikan GBI Amanat Agung bersama dengan pendakwah Gus Miftah.
Namun, Ngorang meyakini bahwa kehadiran Gus Miftah hanya untuk menunjukan rasa hormat serta merangkul umat Kristiani dan Katolik, bukan dengan agenda politik.
“Kalau Gus Miftah, sudah tak mungkin dia mengarah ke sana, dia itu hanya hadir saja saat itu. Kalau Anies jelas terlihat bahwa ada nuansa politiknya,” katanya.
Tak hanya itu, pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu memaparkan bahwa mengunjungi beberapa tokoh agama juga menjadi manuver dan gestur politik yang kerap dilakukan para tokoh untuk membangun citra diri.
BACA JUGA: Menurut Survei ini, Anies Tak Tertandingi! Kandidat Lain Lewat
Hal tersebut ternyata juga dilakukan oleh Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengunjungi Keuskupan Kupang beberapa waktu lalu
“Apa yang dilakukan AHY itu juga bagian dari gestur politik. Dia melakukan itu untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari masyarakat agar suaranya dan partainya nanti bisa meningkat menjelang Pemilu 2024,” paparnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News