GenPI.co - Wacana reshuffle Kabinet Indonesia Maju ternyata tidak terbukti, karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya melantik menteri sesuai nomenklatur.
Hal itu merupakan Keputusan Presiden Nomor 72/P Tahun 2021 tentang Pembentukan dan Pengubahan Kementerian serta Pengangkatan Beberapa Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024.
BACA JUGA: Pengamat: Kalau Reshuffle, AHY Cocok Jadi Menpora
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai, keputusan reshuffle masih memungkinkan dilakukan Presiden Jokowi.
"Kemarin, sih, bukan reshuffle, tapi pelantikan saja sesuai nomenklatur," ungkap akademisi Hendri Satrio kepada GenPI.co, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, Presiden masih perlu memperkuat kinerja pemerintah.
Hensat, sapaan akrabnya, bahkan memprediksi bahwa reshuffle kabinet akan digelar setelah puasa Ramadan.
"Mungkin setelah Lebaran nanti ada reshuffle yang beneran, memperkuat kinerja pemerintah," ujarnya.
Hendri menjelaskan, keputusan reshuffle merupakan hal yang sulit, sehingga Presiden Jokowi memerlukan evaluasi lebih lanjut.
"Oh, bukan diundur, mungkin Presiden merasa waktu yang tepat ialah setelah Lebaran," prediksinya.
Dengan demikian, Hendri menyebutkan bahwa reshuffle masih perlu dilakukan pemerintah. Sebab, dia mengaku kinerja menteri yang kurang sesuai perlu mendapat perhatian.
BACA JUGA: Isu Reshuffle: Disebut Merapat ke Istana, Fadli Zon Ungkap Ini
Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin resmi melantik dua menteri nomenklatur baru di Istana Negara Jakarta, Rabu (28/4/2021).
Menteri tersebut ialah Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek).
Lalu, Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News