GenPI.co - Keringat dingin bukanlah diagnosis medis yang sebenarnya, tetapi biasanya merupakan tanda kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Misalnya, keringat dingin dapat menjadi kejadian normal yang terjadi setelah berolahraga.
Dalam kasus lain, keringat dingin dapat mengindikasikan beberapa kondisi kesehatan, mulai dari yang ringan hingga yang parah.
Dilansir Health, berikut hal yang menyebabkan kamu mengalami keringat dingin.
Keringat dingin merupakan salah satu gejala penyakit arteri koroner, salah satu penyebab paling umum penyakit jantung.
Keringat dingin juga bisa menjadi gejala serangan jantung.
Jika mengalami keringat dingin, rasa tidak nyaman di dada atau tubuh bagian atas, mual, atau pusing, segera cari pertolongan medis.
Infeksi virus dapat menyebabkan demam yang menyebabkan keringat dingin.
Misalnya, keringat dingin dapat menjadi gejala flu.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa keringat dingin dapat terjadi pada kasus COVID-19 yang parah.
Infeksi kulit tertentu juga dapat menjadi penyebabnya. Erisipelas dan selulitis dapat menyebabkan keringat dingin.
Gula darah rendah atau hipoglikemia dapat terjadi setelah berolahraga, tidak cukup makan, atau minum alkohol.
Beberapa penderita diabetes mungkin mengalami gula darah rendah sebagai efek samping pengobatan.
Gula darah rendah dapat menyebabkan keringat dingin, kulit pucat, sakit kepala, dan lemas.
Orang mungkin terbangun dengan keringat dingin jika kadar gula darahnya turun di malam hari.
Perasaan stres atau cemas juga dapat menyebabkan keringat dingin.
Tubuh bereaksi terhadap stres dengan mengaktifkan respons "lawan atau lari".
Seperti adrenalin dan kortisol, hormon meningkat dan menyebabkan tekanan darah tinggi, detak jantung cepat, dan pernapasan cepat.
Akibatnya, kamu juga dapat mengalami keringat dingin. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News