GenPI.co - Jika kamu mengalami masalah alergi di malam hari, bisa jadi disebabkan paparan alergen saat tidur.
Mengalami gejala alergi di malam hari mungkin juga disebabkan posisi tidur atau penggunaan pelembap udara.
Dilansir Health, berikut penyebab gejala alergi di malam hari.
Alergi mungkin terasa lebih buruk di malam hari ketika pemicu dalam ruangan ikut bertambah.
"Banyak orang alergi terhadap benda-benda di kamar tidur," kata profesor klinis di NYU Grossman School of Medicine Purvi Parikh, MD.
Misalnya, jamur dapat tumbuh di dinding rumah-rumah tua atau setelah kerusakan air, yang dapat mengakibatkan reaksi alergi jika tidak dihilangkan.
Alergen umum lainnya yang memperburuk keadaan di kamar tidur adalah bulu hewan peliharaan, sel kulit mati yang dilepaskan mamalia.
Bulu hewan peliharaan bertahan di udara lebih lama dan dapat menumpuk di karpet atau selimut.
Jika bukan alergen dalam ruangan yang memperburuk gejala, bisa jadi serbuk sari yang dibawa ke dalam rumah tanpa kamu sadari.
Selain itu, hewan peliharaan juga bisa terpapar serbuk sari selama berada di luar ruangan.
Pelembap udara dapat membantu mengatasi sinus kering, tetapi dapat menyebabkan gejala alergi lain yang lebih parah di malam hari.
Tungau debu membutuhkan kelembapan untuk tumbuh, jadi pelembap udara membantu menambah kelembapan tersebut ke udara.
Selain itu, spora jamur yang dihasilkan dalam pelembap udara dapat berakhir di udara jika kamu tidak membersihkan atau mengganti filternya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News