GenPI.co - Minuman energi menciptakan generasi penderita insomniai dengan hanya beberapa kaleng dalam seminggu yang memicu kualitas tidur yang lebih buruk, menurut penelitian.
Dilansir Daily Mail, sebuah penelitian menemukan bahwa mereka yang berusia 18 hingga 35 tahun yang mengonsumsi minuman tersebut setiap hari tidur sekitar setengah jam lebih sedikit dibandingkan mereka yang meminumnya sesekali atau tidak sama sekali.
Makin banyak seseorang minum, makin sedikit jam tidurnya di malam hari, yang menyebabkan kelelahan di siang hari, menurut penelitian.
Di antara laki-laki, minum dua atau tiga kali seminggu berarti mereka 35 persen lebih mungkin untuk tidur setelah tengah malam.
Sebesar 52 persen lebih mungkin untuk tidur kurang dari enam jam, dan 60 persen lebih mungkin untuk terbangun di malam hari dibandingkan laki-laki. yang tidak atau jarang meminumnya.
Bagi perempuan, mereka 20 persen lebih mungkin tidur setelah tengah malam, 58 persen lebih mungkin tidur kurang dari enam jam, dan 24 persen lebih mungkin terbangun di malam hari.
Hal ini terjadi setelah sebuah penelitian yang diterbitkan minggu lalu mengatakan penjualan semua minuman energi kepada kaum muda dan anak-anak di Inggris harus dilarang karena kaitannya dengan kecemasan, stres, dan pikiran untuk bunuh diri.
Minuman energi biasanya mengandung kafein dan gula dalam jumlah tinggi.
Pemerintah telah berkonsultasi mengenai proposal untuk mengakhiri penjualannya kepada anak di bawah 16 tahun di Inggris.
Beberapa pengecer besar dan supermarket secara sukarela memberlakukan larangan penjualan minuman energi kepada anak di bawah 16 tahun.
Studi terbaru dipublikasikan di BMJ Open dan didasarkan pada 53.266 siswa Norwegia.
Mereka ditanya seberapa sering mereka meminum minuman energi.
Mereka juga ditanyai tentang pola tidur mereka, seperti kapan mereka pergi tidur dan bangun, berapa lama mereka tertidur, dan apakah mereka terbangun di malam hari.
Insomnia didefinisikan sebagai kesulitan untuk tertidur dan terbangun lebih awal setidaknya tiga malam dalam seminggu, ditambah kelelahan di siang hari setidaknya selama tiga hari seminggu, selama setidaknya tiga bulan.
Para ahli berasal dari seluruh Norwegia, termasuk universitas di Bergen dan Oslo.
Gavin Partington, dari British Soft Drinks Association, mengatakan seperti yang diakui oleh penulisnya sendiri, ini adalah penelitian observasional yang tidak membuktikan penyebabnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News