Seberapa Bahaya Berdesakan dalam Kerumunan? Ini Penjelasannya

01 November 2022 15:30

GenPI.co - Seberapa bahaya berdesakan dalam kerumunan? Ini penjelasan dari Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dr. Vito Anggarino Damay, Sp.JP.

Vito mengatakan bahwa orang-orang yang berdesakan dalam kerumunan berisiko mengalami kekurangan oksigen hingga henti jantung.

Menurutnya, ketika orang-orang berada dalam kerumunan dan berdesakan dengan orang lain, napasnya menjadi kurang lega.

BACA JUGA:  Hari Pertama PTM 100 Persen di Depok, Kerumunan dan Macet

Hal itu menimbulkan adanya risiko dada terhimpit, sehingga menyebabkan dia tidak bisa bernapas dengan baik.

"Oksigen akhirnya terganggu. Tubuh mengalami kekurangan oksigen," kata Vito, dilansir dari Antara, Selasa (1/11).

BACA JUGA:  Ada Tukang Es Masuk Kerumunan Demo 11 April, Nyalinya Kuat!

Hal itu, sambung dia, diperparah dengan situasi yang tidak terkendali, sehingga ketegangan dan adrenalin muncul.

Menurut Vito, karbondioksida akan lebih banyak dalam situasi tersebut, sehingga pembuluh darah menjadi kuncup.

BACA JUGA:  Citayam Fashion Week Bikin Kerumunan, Bakal Ada Swab Massal!

Akibatnya, oksigen tidak bisa terhantar dengan baik karena fungsi jantung sebagai pompa pembuluh darah dan penghantar oksigen juga mengalami kekurangan oksigen.

"Bayangkan jantung sebagai pompanya saja tidak dapat oksigen juga. Inilah yang menyebabkan terjadinya henti jantung," tutur Vito.

Vito mengatakan, henti jantung karena hipoksia (kekurangan oksigen dalam sel otot jantung) menyebabkan detak jantung makin lambat.

Hipoksia juga dapat menyebabkan asistol atau henti jantung dengan tidak adanya detak jantung.

“Tanda awal hipoksia yang dapat dikenali antara lain pusing, sesak, mata berkunang-kunang, keringat dingin dan lemas,” katanya.

Menurut Vito, terjadinya hipoksia pada setiap orang variatif.

“Namun, ketika hipoksia terjadi dalam waktu enam menit maka kerusakan sel otak permanen bisa terjadi,” ujarnya. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Pulina Nityakanti Pramesi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co