GenPI.co - Seberapa bahaya berdesakan dalam kerumunan? Ini penjelasan dari Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dr. Vito Anggarino Damay, Sp.JP.
Vito mengatakan bahwa orang-orang yang berdesakan dalam kerumunan berisiko mengalami kekurangan oksigen hingga henti jantung.
Menurutnya, ketika orang-orang berada dalam kerumunan dan berdesakan dengan orang lain, napasnya menjadi kurang lega.
Hal itu menimbulkan adanya risiko dada terhimpit, sehingga menyebabkan dia tidak bisa bernapas dengan baik.
"Oksigen akhirnya terganggu. Tubuh mengalami kekurangan oksigen," kata Vito, dilansir dari Antara, Selasa (1/11).
Hal itu, sambung dia, diperparah dengan situasi yang tidak terkendali, sehingga ketegangan dan adrenalin muncul.
Menurut Vito, karbondioksida akan lebih banyak dalam situasi tersebut, sehingga pembuluh darah menjadi kuncup.
Akibatnya, oksigen tidak bisa terhantar dengan baik karena fungsi jantung sebagai pompa pembuluh darah dan penghantar oksigen juga mengalami kekurangan oksigen.
"Bayangkan jantung sebagai pompanya saja tidak dapat oksigen juga. Inilah yang menyebabkan terjadinya henti jantung," tutur Vito.
Vito mengatakan, henti jantung karena hipoksia (kekurangan oksigen dalam sel otot jantung) menyebabkan detak jantung makin lambat.
Hipoksia juga dapat menyebabkan asistol atau henti jantung dengan tidak adanya detak jantung.
“Tanda awal hipoksia yang dapat dikenali antara lain pusing, sesak, mata berkunang-kunang, keringat dingin dan lemas,” katanya.
Menurut Vito, terjadinya hipoksia pada setiap orang variatif.
“Namun, ketika hipoksia terjadi dalam waktu enam menit maka kerusakan sel otak permanen bisa terjadi,” ujarnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News