Dampak Covid-19, Pelaku Usaha Farmasi Dituntut Lebih Inovatif

24 September 2022 14:30

GenPI.co - Pandemi covid-19 yang terjadi dua tahun terakhir membuat para pelaku usaha farmasi untuk dituntut lebih inovatif.

Pasalnya, bencana itu telah memengaruhi perilaku masyarakat untuk lebih memerhatikan kesehatan.

Departemen Gizi Masyarakat Universitas IPB Rimbawan menjelaskan, berdasarkan survei 68 persen masyarakat di Indonesia mengakui lebih memerhatikan kesehatan pribadi dan orang terdekatnya.

BACA JUGA:  Prediksi Bill Gates, Ada Ancaman Kesehatan Baru Setelah Covid-19

Untuk menunjang hal tersebut, masyarakat memilih untuk mengonsumsi lebih banyak suplemen dan makannya sehat guna meningkatkan kesehatan fisik selama beberapa tahun terakhir.

"Selain suplemen masyarakat juga sadar akan pentingnya konsumsi makanan sehat yang didukung dengan bahan-bahan kredibel dan ditunjang oleh pengembangan sains yang inovatif," jelas Rimbawan dalam acara Update on Functional Ingredients for Health & Wellness, Jumat (23/9).

BACA JUGA:  Bisakah Kita Lepas Masker Lagi Seperti Sebelum Pandemi Covid-19?

Menyadari hal tersebut, Strategic Marketing Director Applied Health & Nutrition Kerry, Jackie Ng mengungkapkan sejak awal pandemi covid-19 menghadirkan ProActive Health.

Menurut Jackie Ng, tiap merek dari ProActive Health tersebut menawarkan pengelolaan kesehatan dengan nutrisi positif yang divalidasi melalui penelitian klinis.

BACA JUGA:  Pasien Covid-19 Sembuh Bertambah 3.077 Orang di Indonesia, Semua Harap Tetap Waspada

Kehadiran produk ini mampu menjawab kebutuhan konsumen mulai dari Wellmune untuk memperkuat sistem imun, Sensoril Ashwaganda untuk kesehatan kognitif, Capros untuk kesehatan jantung dan Ayuflex untuk memelihara kesehatan sendi.

"Masyarakat penting untuk mengonsumsi komponen fungsional yang memiliki manfaat kesehatan lebih dari fungsi utamanya," lanjut Rimbawan.

"Meskipun ada manfaat kesehatan, namun tambahan panganan fungsional tidak boleh mengubah perilaku makan masyarakat, sehingga yang dikonsumsi juga tetap harus dalam jumlah wajar," jelasnya.

Dia mengatakan, memilih functional ingredient, yaitu dengan meminta basis data pemasok selengkap mungkin dan yang penting adalah teruji secara klinis.

"Tentunya, uji klinis juga harus dilakukan di Indonesia agar sesuai dengan metabolisme dan fisik orang Indonesia yang mungkin berbeda dengan negara lain. Jika hal ini sudah dilakukan, tentu ini akan bisa diakomodir," tutupnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Pulina Nityakanti Pramesi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co