GenPI.co - Genpiple harus tahu, bahwa kopi instan atau kopi sachet dibuat dengan memanggang biji kopi, lalu dihancurkan menjadi bubuk.
Namun, proses pembuatan ini menghilangkan beberapa zat gizi yang bermanfaat dari biji kopi.
Selain itu, kopi instan juga diberikan bahan-bahan tambahan untuk memperkaya rasa, seperti pemanis buatan dan krimer.
Ironinya terkadang, kadar kopi murninya relatif lebih sedikit sehingga rasa berasal lebih banyak dari perisa kopi buatan.
Sehingga, bahan-bahan tambahan dari kopi instan ini bisa menimbulkan bahaya jika dikonsumsi berlebihan.
Berikut 5 efek buruk mengonsumsi kopi instan untuk kesehatan, Genpiple harus waspada:
Bahaya kopi sachet berasal dari kandungan gula. Sebab, satu bungkus kopi instan bisa mengandung gula tambahan sebanyak 13 gram.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) faktanya menganjurkan batas aman konsumsi gula harian sebesar 50 gram per hari.
Hal itu berarti, lebih dari seperempat asupan gula harian berasal dari satu sajian kopi instan.
Tak dimungkiri, bukan hal yang asing bila asupan gula merupakan pemicu diabetes tipe 2.
Pasalnya, asupan gula berlebih bisa mengarah pada faktor risiko diabetes seperti kelebihan berat badan hingga obesitas.
Genpiple, bila kamu memilih kopi yang telah dicampur dengan krimer, pikir sekali lagi. Sebab, tambahan krimer pada kopi instan mengandung lemak jenuh.
Genpiple harus tahu, bahaya lemak jenuh ini rentan meningkatkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh.
Mengonsumsi kopi instan dengan jumlah besar secara rutin menimbulkan bahaya kolesterol jahat menumpuk di dalam pembuluh darah.
Hal ini membuat pembuluh darahmu tersumbat sehingga tekanan darah pun meningkat dan hipertensi.
Hipertensi dan penyumbatan pembuluh darah pun membuat Genpiple rentan terkena penyakit jantung, seperti stroke dan serangan jantung.
Genpiple harus tahu, meski kadarnya lebih rendah, kopi instan tetap mengandung kafein. Kafein meningkatkan kadar senyawa katekolamin.
Jika katekolamin meningkat, tubuh akan memunculkan respons seperti ketakutan dan merasa terancam. Pada akhirnya, rasa cemas pun muncul.
Selain itu, kandungan gula berlebih bisa menyebabkan masalah pada keseimbangan senyawa bernama endorfin pada otak.
Endorfin bisa membuat Genpiple merasa bahagia saat dalam keadaan normal. Namun, gangguan keseimbangan endorfin ini membuatmu lebih rentan mengalami depresi.
Genpiple harus tahu, bahaya kopi instan justru berasal dari komposisi tambahannya, seperti gula atau pemanis buatan lainnya dan krimer.
Risiko yang ditimbulkan ini lebih mungkin terjadi jika Genpiple mengonsumsinya setiap hari dengan jumlah lebih dari satu sachet per hari.
Oleh sebab itu, pastikan Genpiple membatasi asupan kopi instan dengan tambahan gula dan krimer.
Bahaya mengonsumsi kopi instan lainnya, yakni membuat Genpiple rentan mengalami berat badan berlebih hingga obesitas.
Pasalnya, tambahan gula pada kopi sachet tentu akan meningkatkan asupan kalori harianmu.
Dalam 1 gram gula, ada tambahan 4 kkal kalori di dalam kopi.
Selain itu, satu sachet kopi bisa mengandung gula hingga 13 gram. Artinya, sudah ada tambahan 52 kkal untuk satu sajian kopi instan.
Asupan kalori yang lebih besar daripada jumlah kalori untuk beraktivitas fisik akan membuat berat badan bertambah.
Jika Genpiple mengonsumsi terus-menerus dalam jumlah besar, hal ini akan memicu obesitas.
Genpiple harus tahu, kopi instan mengandung acrylamide atau akrilamida. Keduanya punya potensi merugikan kesehatan.
Akrilamida merupakan senyawa kimia yang terbentuk dari proses pemanggangan biji kopi dan juga dapat ditemukan pada asap, peralatan rumah tangga, produk perawatan diri, dan makanan.
Berbagai studi menunjukkan bahwa senyawa akrilamida bisa meningkatkan risiko kanker dalam berbagai jenis.
Saat dikonsumsi, akrilamida diubah di dalam tubuh menjadi senyawa bernama glycidamide. Nantinya, glycidamide inilah yang menyebabkan mutasi dan merusak DNA sehingga memicu kanker.
Selain itu, senyawa ini dapat menumpuk di dalam tubuh dan berisiko menyebabkan neuropati atau hilangnya fungsi sistem saraf tepi. (HelloSehat)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News