GenPI.co - Kanker ovarium tak memiliki gejala pada stadium awal, sehingga perlu upaya khusus untuk memahami langkah pencegahan penyakit ini.
Melansir Antara, Minggu (27/3), salah satu upaya demi menemukan kanker ovarium sedini bisa dilakukan melalui pemahaman faktor risiko.
“Pada umumnya, kanker ovarium tak disertai gejala pada stadium awal, sehingga tiap perempuan perlu mewaspadainya dengan kenali faktor risiko dan gejala,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr. Elvieda Sariwati, dilansir dari Antara.
Menurut Elvieda, setidaknya ada enam hal yang bisa diidentifikasi, yaitu memiliki riwayat kista endometrium serta ada riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan atau kanker payudara.
“Lalu, mutasi genetik (misalnya BRCA), paritas rendah, gaya hidup yang buruk, serta pertambahan usia, ungkapnya.
Elevieda mengatakan walaupun tak memunculkan gejala pada stadium awal, tetapi ada empat tanda yang bisa menjadi pertimbangan para perempuan untuk segera berkonsultasi ke dokter.
“Tanda tersebut adalah perut kembung, nafsu makan berkurang, sering buang air kecil dan nyeri panggul atau perut,” katanya.
Lebih lanjut, Elveida menegaskan kanker ovarium menjadi penyebab kematian nomor delapan akibat kanker di dunia pada perempuan.
Data Global Burden of Cancer Study (Globocan) 2020 menunjukkan bahwa ada 14.896 kasus baru kanker ovarium dengan angka kematian sebanyak 9581 tiap tahun di Indonesia.
“Tingginya angka pasien sejalan dengan minimnya informasi dan pengetahuan masyarakat mengenai kanker ovarium,” ungkapnya.
Oleh karena itu, edukasi penanganan kanker ovarium di Indonesia memerlukan kerja sama berbagai pihak termasuk pemerintah, organsisasi profesi, masyarakat, pihak swasta, dan media.
"Saya percaya dengan kerja sama dan komitmen tinggi penanggulangan kanker di Indonesia bisa baik dan optimal sehingga angka kesakitan dan kematian akibat kanker bisa diturunkan," paparnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News