GenPI.co - Wakil Presiden RI Maruf Amin mengatakan bahwa Indonesia masih menghadapi berbagai masalah terkait upaya perbaikan gizi.
Oleh karena itu, Maruf meminta semua pihak untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah gizi sebagai upaya pembangunan Indonesia.
“Kerja kolaboratif lintas sektoral adalah kunci untuk mencapai keberhasilan agenda pembangunan, sehingga kerja cerdas harus terus ditingkatkan,” ujarnya dalam kegiatan “Scaling Up Nutrition Indonesia Annual Conference”, Selasa (23/11).
Maruf meminta semua pihak untuk tetap fokus bekerja dan tak terlena dengan capaian yang sudah diraih selama satu dekade terakhir, termasuk penurunan angka stunting di Indonesia.
Menurut Maruf, tantangan pertama adalah angka stunting dan wasting di Indonesia sebenarnya masih cukup tinggi.
Pada 2019, prevalensi stunting masih berada di angka 27,67 persen. Sementara itu, prevalensi wasting ada di angka 7,46 persen.
“Kita hanya punya waktu sekitar dua tahun untuk menurunkan prevalensi stunting dan wasting sesuai target dalam RPJMN 2020-2024,” ungkapnya.
Kedua, selain permasalahan kurang gizi, Indonesia juga mengalami peningkatan kasus penyakit degeneratif.
Misalnya, penyakit stroke, jantung, kanker, dan diabetes. Selain itu, masalah obesitas di segala kategori umur juga perlu segera ditangani.
“Peningkatan penyakit tak menular itu salah satunya disebabkan oleh pola konsumsi makanan yang bergizi lebih dan tak seimbang,” tuturnya.
Ketiga, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia juga masih tinggi. Jika permasalahan itu tak diantisipasi, hal tersebut akan meningkatkan angka kematian ibu dan bayi.
“Kualitas kesehatan bayi yang dilahirkan sang ibu juga akan menurun,” paparnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News