GenPI.co - Kemenkes mengeluarkan ramalan soal gelombang tiga covid di Indonesia. Ramalannya ternyata bisa bikin galau.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, gelombang ketiga covid-19 pasti melanda Indonesia.
Hasil studi terkaitnya ada. Dari penelitian, virus SARS-CoV-2 penyebab covid-19 memiliki sifat yang bisa menimbulkan gelombang epidemi berkali-kali.
Ini membuat lonjakan infeksinya tidak cukup dengan satu gelombang.
Dunia sudah kena hantaman serangannya. Beberapa negara Eropa sudah gontai. Inggris serta Amerika Serikat juga sama.
Belum lagi Rusia, Jerman, China, Singapura, Belgia, Slovenia, Polandia, hingga Republik Ceko.
Di China, akibat klaster dari turis, penerbangan jadi banyak yang dibatalkan kembali. Setidaknya sembilan provinsi mencatatkan kasus baru dalam jumlah yang tak sedikit.
Di Inggris, kasus virus corona mencapai 43.324 dalam sehari yakni pada 19 Oktober lalu.
Alasan lonjakan terjadi karena kegiatan masyarakat sudah benar-benar dilonggarkan.
Sementara di Rusia, ada penambahan lebih dari seribu kasus baru dalam sehari. Jumlah kematian pun lebih dari seribu kasus dalam sehari tepatnya pada 19 Oktober lalu sehingga pembatasan kegiatan diterapkan kembali.
"Gelombang ketiga itu niscaya pasti terjadi, karena banyak negara yang saat ini sudah mengalami gelombang ketiga, di mana mereka memiliki cakupan vaksinasi yang tinggi, juga memiliki tingkat prokes yang sudah baik," ungkap Nadia, dalam webinar, Jumat (22/10/2021).
Ada kekhawatiran yang disiratkan. Juru Bicara Vaksinasi covid-19 ini juga khawatir, mutasi virus SARS-CoV-2 akan memberikan kontribusi besar pada kenaikan kasus di Indonesia.
Kendati demikian, Nadia belum bisa memastikan seberapa tinggi lonjakan kasus covid-19 pada gelombang tiga.
Dia hanya menyatakan bahwa pemerintah berupaya untuk mengantisipasi lonjakan.
"Bisa sama. Bisa sedikit meningkat atau bahkan bisa lebih tinggi dari Juli," katanya.
Yang ingin dihindari adalah angka yang lebih tinggi dari Juli. Suasana panik, mencekam dan hantaman dampak ekonomi, tak ingin kembali diputar ulang di Indonesia.
Gelombang ketiga ini diprediksi terjadi setelah Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Karena pada peringatan tersebut, mobilitas masyarakat meningkat.
"Setiap ada peningkatan pergerakkan atau mobilitas, itu selalu terjadi peningkatan kasus covid-19," imbuh dia. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News