GenPI.co - Mengobati luka dengan air liur diklaim akan membuat luka cepat kering dan hilang dengan sendirinya.
Biasanya, air liur cukup dioleskan pada bagian yang luka dan dibiarkan begitu saja tanpa obat. Namun, apakah cara ini dianjurkan dalam dunia medis?
Dokter spesialis luka dr. Adisaputra Ramadhinara, MSc, CWSP, FACCWS mengatakan jika air liur manusia memang memiliki kandungan antibakteri. Tetapi, dirinya tak menyarankan jika mengisapnya melalui mulut.
"Secara medis tidak dianjurkan. Di mulut itu salah satu rongga yang kumpulan bakterinya banyak sekali. Jadi kita tidak direkomendasikan," ujar dr Adisaputra dalam keterangan resminya.
Menurut dokter yang dikenal sebagai dokter luka itu, cara tradisional ini memang dipercaya bisa menjadi pertolongan pertama. Apalagi air liur manusia memiliki kandungan hiastin yang dapat membunuh bakteri dan juga mempercepat proses penyembuhan luka.
Tetapi, saat mengisap luka dengan air liur itulah yang akan berbahaya bagi kesehatan. Bakteri pada ringga mulut bisa saja bermutasi dan menyebar ke bagian luka. Sehingga malah memperparah.
"Pemberian air liur perlu dipertimbangkan, apalagi kebersihan mulut yang tidak terjaga dengan bai," imbuhnya.
Alih-alih mengunakan air liur, dokter Adi menganjurkan agar membersihkan luka dengan standar medis yang baik dan bersih. Pertama membersihkan bagian yang terluka dengan air bersih untuk menghilangkan bakteri virus dari permukaan luka.
Berikutnya, semprotkan cairan pembersih antiseptik pada luka basah. Namun, untuk luka kering cukup dengan salep luka kemudian ditutup dengan plaster.
"Plaster harap diganti dua kali sehari setelah mandi. Ulang terus," tukasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News