GenPI.co - Dalam sebuah penelitian tahun 2017, Steinemann bahkan menemukan 33% orang Australia melaporkan mengalami migrain dan serangan asma setelah terpapar produk wangi-wangian seperti parfum dan produk pembersih.
Beberapa studi lain, seperti Heather Patisaul, Ph.D., seorang profesor ilmu biologi telah menemukan bahwa phthalate, kelas bahan kimia yang sering digunakan pada sabun dan shampo beraroma, juga memiliki beberapa efek yang menyengat.
"Senyawa ini bisa berdampak pada kelainan perkembangan sistem reproduksi laki-laki bahkan impotensi," ungkapnya dilansir Men’s Health.
Patisaul mengatakan bahwa selain dari phthalate, bahan kimia wewangian lainnya telah terbukti menghambat aktivitas testosteron, yang dapat menyebabkan hilangnya energi, disfungsi ereksi, atau dan menghambat perkembangan masa otot.
Sebagai konsumen, pria menganggap produk-produk yang ia beli di supermarket telah diuji secara ketat dan aman digunakan, namun kenyataannya tidak demikian.
Food and Drug Administration (FDA) tidak mewajibkan produsen kosmetik untuk membuktikan terlebih dahulu bahwa semua bahannya aman.
"Secara harfiah ribuan bahan kimia dapat digambarkan dengan istilah generik 'wewangian', untuk setiap produk wangi yang Anda beli, tidak mungkin untuk mengetahui bahan kimia apa saja yang disertakan," kata Patisaul.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk menurunkan resiko akibat penggunaan produk wewangian. Pertama, harus menghindari membeli produk dalam jumlah yang banyak. Hindari produk yang tidak diberi label resmi.
Pilih produk seperti cologne dan deodoran yang memiliki aroma netral alias tidak terlalu menyengat. Biasanya produk dengan label "Bebas Pengharum Buatan" itu pertanda bagus.
Pada akhirnya, konsumen sama sekali tidak tahu banyak tentang bahan kimia yang digunakan, apalagi sejauh mana ancaman yang mungkin dihadapi oleh kesehatan dan keselamatan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News