GenPI.co - Kedutaan Besar Prancis di Pakistan telah menyarankan semua warga negara dan perusahaan Prancis untuk sementara meninggalkan negara itu, setelah protes kekerasan oleh partai sayap kanan yang menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan 'penistaan agama'.
Seorang pejabat kedutaan Prancis, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengkonfirmasi perkembangan tersebut yang dianggapnya sangat mengerikan.
BACA JUGA: NATO kirim Pasukan Pencabut Nyawa, Rusia Kerahkan Pasukan Siluman
"Saya mengonfirmasi bahwa, karena situasi di Pakistan, kami telah menyarankan warga dan perusahaan Prancis untuk meninggalkan negara itu sementara," kata pejabat itu, dalam keterangannya, seperti dilansir dari Aljazeera, Kamis (15/4/2021).
Seorang pejabat Prancis lainnya menambahkan bahwa sementara kedutaan di ibu kota Pakistan, Islamabad, akan tetap buka, beberapa staf juga akan meninggalkan negara itu.
Sementara, Kementerian luar negeri Pakistan belum menanggapi pernyataan Prancis.
Seperti diketahui, sebelumnya, Sentimen anti-Prancis telah menjadi inti pesan partai sayap kanan Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP) sejak mengadakan protes November lalu terhadap komentar-komentar Macron yang dianggap oleh banyak orang, termasuk Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, menjadi 'Mendorong Islamofobia'.
Protes itu dipadamkan setelah TLP mencapai kesepakatan dengan pemerintah Pakistan untuk mengajukan pertanyaan tentang pengusiran duta besar Prancis, memboikot semua barang Prancis, dan mengambil langkah lain di hadapan Parlemen.
Namun, minggu ini, protes kekerasan meletus di seluruh negeri ketika pemerintah menangkap kepala TLP Saad Rizvi dalam apa yang tampaknya merupakan langkah pencegahan menjelang berakhirnya tenggat waktu 20 April yang dikeluarkan TLP untuk pengusiran utusan Prancis tersebut.
Pemerintah Pakistan secara resmi melarang TLP di bawah undang-undang anti-terorisme.
Menteri Dalam Negeri Pakistan, Rasheed mengatakan pemerintah juga akan mengajukan petisi hukum agar TLP secara resmi dicabut sebagai partai politik oleh Komisi Pemilihan Umum, yang secara efektif menggulingkan dua anggota parlemen provinsi di provinsi selatan Sindh.
TLP muncul sebagai partai tunggal terbesar keempat dalam agregat suara rakyat nasional untuk majelis rendah parlemen dalam pemilihan umum tahun 2018, meskipun semua kandidatnya kalah. Dua anggota TLP memenangkan kursi provinsi di Sindh dalam pemilihan itu.
Setidaknya dua polisi tewas dan ratusan polisi serta pengunjuk rasa terluka dalam bentrokan di demonstrasi nasional.
BACA JUGA: Tentara Myanmar Wajib Kejam, Keluarga Taruhannya
Adapun, demonstrasi besar diadakan di Karachi, kota terbesar di Pakistan, kota timur Lahore, dekat ibu kota Islamabad, dan di tempat lain.
Jalan raya dan jalan antarkota utama ditutup karena protes dan bentrokan terus berlanjut. Polisi menembakkan meriam air, gas air mata, dan peluru karet untuk membubarkan pengunjuk rasa di beberapa daerah.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News