Teroris Yaman Ciptakan Kiamat di Arab Saudi, Dunia Dibuat Melongo

GenPI.co - Teroris atau biasa dikenal pemberontak Houthi Yaman mengklaim telah meluncurkan serangan drone terhadap fasilitas raksasa energi Arab Saudi Aramco, di tengah gelombang pertempuran mereka.

Dilansir Aljazeera, Selasa (13/4/2021), baik pihak Aramco maupun otoritas Saudi segera mengkonfirmasi serangan itu.

BACA JUGA: Lingkaran Maut Arab Saudi dan Houthi Yaman, Oman-AS Turun Tangan

Juru bicara Houthi Yahya Saree mengatakan bahwa serangan itu terjadi semalam, sebagai pembalasan atas kampanye militer enam tahun yang dipimpin oleh Arab Saudi di Yaman.

Dia menambahkan Houthi telah menargetkan kilang Aramco di kota Jeddah barat Saudi dan di Jubail di timur, dengan 10 drone diluncurkan saat fajar.

Dia juga menyebut Houthi menyerang daerah militer sensitif di kota selatan Khamis Mushait dan Jizan, dengan lima drone dan dua rudal balistik.

Sementara, pada hari Minggu (11/4/2021), koalisi Arab Saudi membeberkan telah mencegat dan menghancurkan drone Houthi yang menargetkan Khamis Mushait dan Jizan.

Pemberontak yang berpihak pada Iran telah menyerang fasilitas Aramco di masa lalu, menggarisbawahi kerentanan infrastruktur minyak Arab Saudi yang mahal dan strategis.

Selain itu, November lalu, pemberontak menghantam pabrik Aramco di Jeddah dengan rudal Quds-2, membuat lubang di tangki minyak dan memicu ledakan dan kebakaran, kata perusahaan itu.

Klaim terbaru pemberontak muncul sehari setelah setidaknya 70 pejuang pro-pemerintah dan Houthi tewas dalam pertempuran sengit untuk kota strategis di utara Yaman, Marib.

Houthi telah mencoba untuk merebut Marib, ibu kota wilayah kaya minyak dan wilayah kantong terakhir pemerintah yang didukung Saudi di utara sejak Februari.

BACA JUGA: Arab Saudi Ciptakan Kiamat di Yaman, Dunia Dibuat Melongo

Sedangkan, Kelompok hak asasi manusia dan badan kemanusiaan telah menyalahkan kedua belah pihak atas kesengsaraan rakyat.

Tetapi, Riyadh secara khusus dikritik karena intervensi militernya yang menghancurkan yang telah berlangsung lebih dari enam tahun dan menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong negara Jazirah Arab itu ke ambang kelaparan.(*)