GenPI.co - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pihaknya ingin menyelesaikan konflik dan mencari lebih banyak teman sambil mengubah wilayahnya menjadi 'pulau perdamaian'.
Erdogan menegaskan dia bertekad untuk meningkatkan jumlah teman kita dan menyelesaikan permusuhan di wilayah tersebut.
BACA JUGA: Kapal Turki Dibajak Perompak, Erdogan Ngamuk Bukan Kepalang!
"Kami akan terus membentuk hubungan kami dengan setiap negara dari Amerika Serikat hingga Rusia, dari Uni Eropa hingga geografi Arab sejalan dengan kepentingan Turki dan harapan rakyat kami," kata Erdogan, dalam keterangannya, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (25/3/2021).
Menurutnya, sebagai negara yang terletak di jantung Afrika, Asia dan Eropa, kami tidak memiliki kemewahan untuk berpaling dari Timur maupun Barat.
Meskipun ada lonjakan besar dalam kasus Covid-19 baru, yang mencapai 26.000 pada hari Selasa, kongres tersebut dipenuhi dengan ribuan anggota Partai AK dan delegasi yang melakukan perjalanan dari seluruh negeri, menuai kritik secara online.
Erdogan mengaku sebagai momen penting dalam politik Turki, di mana dia bermaksud untuk menjelaskan arah masa depan negara itu.
Selain itu, Turki dilaporkan telah berselisih dengan sekutu NATO serta saingan Arab di Timur Tengah, marah atas kebijakan luar negeri Ankara yang semakin tegas.
Namun dalam beberapa bulan terakhir, para pejabat Turki telah berusaha menurunkan suhu dengan sering merujuk pada membuka halaman baru dalam hubungan.
Bulan ini Turki juga telah menjalin kontak diplomatik dengan saingannya Mesir untuk pertama kalinya sejak 2013.
Pesan perdamaian Erdogan mencerminkan perubahan nada yang lebih luas setelah bertahun-tahun kampanye militer di Suriah, Libya dan Irak.
BACA JUGA: Cinta Ulama, Ratusan Warga Turki Ditangkap Presiden Erdogan
Keterlibatan Turki telah menyebabkan frustrasi di negara-negara Arab, termasuk Uni Emirat Arab, Mesir, dan Arab Saudi, yang mendukung pihak lawan di Libya.
Hubungan Turki dengan Barat, termasuk Prancis dan Amerika Serikat, semakin terhambat oleh pencarian energi Ankara di perairan Mediterania Timur yang disengketakan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News