GenPI.co - Manuver mematikan yang dilakukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat Arab Saudi jumpalitan tak karuan, hingga mengeluarkan ancaman pembunuhan.
Hal tersebut diungkapkan secara langsung oleh pihak PBB, yang mana ahli staf penyelidik kasus kematian Jamal Khashoggi menerima ancaman kematian dari pejabat Arab Saudi.
BACA JUGA: Efek Samping Nanas Mengerikan, China dan Taiwan Sampai Perang
Adalah Agnes Callamard, ahli staf penyelidik kasus kematian Jamal Khashoggi dari PBB yang mendapatkan surat ancaman pembunuhan tersebut.
Rupert Colville selaku juru bicara hak asasi manusia PBB pun mengonfirmasi akan adanya ancaman pembunuhan kepada stafnya tersebut.
"Kami mengonfirmasi bahwa isi berita dari The Guardian mengenai ancaman terhadap Agnes Callamard memang akurat," ucap Colville dinukil dari Reuters.
Sebelumnya, Agnes sendiri mengabarkan kepada salah satu media ternama Inggris, The Guardian, perihal ancaman pembunuhan yang ia terima dari Arab Saudi.
Agnes menjelaskan bahwasanya dirinya mendapatkan kabar dari seorang temannya, bahwa dia akan dibunuh oleh seorang pejabat Arab Saudi.
Teman Agnes mendapatkan informasi tersebut saat hadir dalam sebuah pertemuan, yang dihadiri oleh delegasi Arab Saudi dengan pejabat PBB di Jenewa, Swiss, belum lama ini.
Awalnya, pejabat Riyadh mengkritik perihal hasil penyelidikan Agnes yang menyimpulkan bahwa Pangeran Mohammed bin Salman adalah dalang dalam pembunuhan Jamal Khashoggi.
Tak beberapa lama, seorang pejabat senior Arab Saudi yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada orang di sekitarnya, bahwa dirinya akan 'mengurusi' sang penyelidik, dalam hal ini adalah Agnes Calllamard.
Ucapan pejabat senior Arab Saudi itu pun seketika menjadi sorotan dalam pertemuan tersebut, dengan mengatakan bahwa itu merupakan tindakan yang tak pantas untuk diucapkan.
BACA JUGA: Digoyang Bocah 15 Tahun, Guru Wanita Inggris Tewas Dibunuh Mantan
"Ancaman pembunuhan. Mereka memahami itu sebagai ancaman pembunuhan," ucap Agnes Callamard.
"Orang-orang yang hadir menegaskan kepada delegasi Arab Saudi bahwa pernyataan itu benar-benar tidak pantas," tutup Agnes.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News