Gebrakan Maut Prancis Mencengangkan, Turki Bisa Diledakkan

24 Maret 2021 23:48

GenPI.co - Presiden Prancis Emmanuel Macron telah meningkatkan retorikanya terhadap Turki sekali lagi, setelah periode hubungan yang relatif lebih tenang antara Paris dan Ankara, dengan memperingatkan terhadap segala upaya untuk ikut campur dalam pemilihan presiden Prancis tahun depan.

Macron mengatakan bahwa dia telah mencatat Presiden Recep Tayyip Erdogan ingin memperbaiki hubungan, yang telah dipukul oleh perselisihan mengenai konflik di Libya, Suriah dan Nagorno-Karabakh, dan tuduhan Turki atas Islamofobia di Prancis.

BACA JUGA: 4 WNI Selamat dari Sandera Teroris Abu Sayyaf Group di Filipina

Tetapi, sementara Macron bersikeras bahwa Eropa tidak akan pernah berpaling dari Turki, dia menambahkan bahwa meningkatkan hubungan akan sulit kecuali jika perilaku Ankara berubah.

"Akan ada upaya campur tangan dalam pemilihan presiden (Prancis) berikutnya," kata Macron dalam keterangannya, seperti dilansir dari AFP, Rabu (24/3/2021),

Prancis menuju pemilihan presiden tahun depan yang diperkirakan akan melihat Macron ditantang oleh pemimpin sayap kanan Marine Le Pen, skenario yang berulang dari pemungutan suara 2017.

Macron menerangkan gangguan semacam itu akan berbentuk 'bermain-main dengan opini publik' saat dia mengecam Turki atas apa yang dia sebut sebagai distorsi atas komentarnya tentang Islam Oktober lalu.

Kemudian, pemimpin Prancis itu menggambarkan Islam sebagai agama dalam krisis secara global saat dia berusaha untuk meningkatkan dukungan untuk RUU separatisme yang kontroversial.

Pemerintah Prancis menyebut RUU itu bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai sekuler negara dan membasmi ekstremisme agama, tetapi para kritikus mengklaim bahwa RUU itu akan memberi negara kekuasaan tak terbatas atas semua Muslim dan institusi Muslim.

Umat ​​Muslim juga prihatin tahun lalu ketika para pejabat Prancis, termasuk Macron, menegaskan kembali dukungan mereka untuk hak menayangkan kartun Nabi Muhammad.

Perdebatan itu terjadi setelah serangan mengerikan di dekat Paris di mana seorang guru yang telah menunjukkan karikatur di kelasnya dipenggal di siang hari bolong.

BACA JUGA: Tiba-tiba Nyali Arab Saudi Ciut ke Houthi Yaman, Kiamat Pun Tamat

Presiden Prancis itu juga menegaskan kembali keyakinannya bahwa mereka perlu mengklarifikasi perilaku Turki di dalam NATO, dan sangat kritis terhadap tindakannya dalam konflik di Libya.

“Turki tidak menepati janjinya, dia mengirim pejuang asing, dia mengirim tentaranya ke Libya. Saya menerapkan banyak tekanan sehingga kami sekarang memiliki penarikan, " tutur Macron.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co