Myanmar Makin Ambruk, ke Mana Pasukan Perdamaian PBB?

22 Maret 2021 16:20

GenPI.co - PBB seperti tak berdaya membantu warga Myanmar. Dengan korban jiwa yang terus berjatuhan, Pasukan PBB tetap tak terlihat. Ke mana mereka?

AAPP melaporkan sejauh ini hampir 250 kematian telah dikonfirmasi. Semua terjadi dalam jangka waktu beberapa minggu sejak kudeta terjadi.

Para analis dunia bahkan menyebut jumlahnya lebih tinggi dari yang diumumkan junta militer. Itu berkaca pada banyaknya penculikan yang dilakukan junta militer. Dari laporan AAPP, sudah ada 2.300 yang ditangkap.

Tapi jumlah warga yang diculik dan dilepaskan tidak sama. Banyak yang tidak diketahui nasibnya hingga kini.

Rakyat Myanmar pun dikabarkan menginginkan agar PBB segera menerjunkan pasukan perdamaiannya. Aksi kekerasan yang dilakukan junta militer dianggap sudah kelewat batas.

Dikutip Associated Press, Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa sanksi yang dijatuhkan dirasa tidak mempan untuk melawan aksi junta. Maka itu rakyat menginginkan pasukan perdamaian PBB agar segera turun.

“Orang-orang benar-benar mencari tindakan internasional bersama dalam hal sanksi. Terus terang, beberapa orang di sini ingin melihat penjaga perdamaian,” katanya, Senin (22/3/2021).

PBB, menurutnya adalah solusi yang bisa diandalkan. Masalah yang ada sekarang tinggal di Rusia dan China yang masih setengah hati merestui campur tangan dunia.

“Kami melakukan semua yang kami bisa dalam situasi saat ini, dan masih ada rasa frustrasi di antara orang-orang karena komunitas internasional belum berbuat lebih banyak hingga saat ini,” ucapnya.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta militer 1 Februari lalu. Kudeta tersebut membalikkan kemajuan selama bertahun-tahun menuju demokrasi di Myanmar beberapa tahun terakhir.

Saat ini, dunia hanya bisa menjatuhkan sanksi bagi junta militer Myanmar. Saat pengambilalihan kekuasaan terjadi, banyak negara dan organisasi internasional memblokir sementara aliran dana ke negara itu.

Myanmar sempat dikabarkan kekurangan uang cash yang menyebabkan banyak warga mengantre ATM.

Tapi hal itu tak membuat junta militer mengendurkan kekerasan. Yang terjadi justru kekerasan dan pembantaian. Dari hari ke hari jumlahnya terus bertambah. Lantas ke mana pasukan perdamaian PBB? (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co