GenPI.co - Rakyat sipil di Myanmar seketika membludak ketika seorang gadis berusia 19 tahun bernama Kyal Sin, tewas ditembak aparat saat berjuang dengan demonstran.
Hal tersebut terlihat dalam sebuah laporan Reuters, yang memperlihatkan suasana di Kota Mandalay, Myanmar, tempat Kyal Sin tewas.
BACA JUGA: Permohonan Gadis Myanmar Sebelum Ditembak, Menghujam Nurani
Kyal Sin menjadi salah satu dari 38 demonstran yang dikabarkan tewas oleh PBB. Akan tetapi, tewasnya gadis yang biasa dipanggil Angel ini menimbulkan luka tersendiri untuk rakyat Myanmar.
Salah satu warga sipil Myanmar yang hadir dalam pemakaman Kyal Sin, Sai Tun, mengatakan bahwa dirinya sangat marah dengan tindakan keji yang dilakukan oleh para aparat.
Warga Myanmar membludak dalam pemakaman Kyal Sin. (foto: Reuters/Stringer)
"Kami sangat marah dengan tindakan keji para militer, namun di saat bersamaan kami sangat sedih," ucapnya.
"Kami akan terus melawan diktaktor sampai mati! Kami harus bisa!" tambahnya.
Amarah warga Myanmar sudah tak tertahankan lagi. Mereka seakan tidak peduli dengan anjuran jaga jarak di tengah pandemi covid-19.
Terlebih setelah Kyal Sin memberikan surat wasiat berubah golongan darahnya dan juga meminta untuk organnya didonasikan kepada siapapun yang membutuhkannya.
BACA JUGA: Menggetarkan Jiwa, Sabda Paus Fransiskus Bikin Myanmar Sungkem
Warga Myanmar membludak dalam pemakaman Kyal Sin. (foto: Reuters/Stringer)
Kejadian yang berlangsung pada hari Rabu (03/03/21) siang kemarin itu pun seketika viral. Banyak yang mengutuk tindakan aparat Myanmar.
Tulisan 'Everything will be OK' pada kaus Kyal Sin pun menjadi awal mula dirinya viral di lini masa Twitter, sebelum akhirnya gugur dalam perang melawan kediktaktoran Myanmar saat ini.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News