Serangan Roket Misterius Hantam Markas Militer Irak

21 Februari 2021 13:03

GenPI.co - Setidaknya empat roket menghantam pangkalan udara Irak pada Sabtu (20/2/2021). Insiden ini mengakibatkan satu orang terluka dan hancurkan sebuah pesawat tempur layanan perusahaan pertahanan Amerika Serikat.

Dilansir Aljazeera, Minggu (21/2/2021), orang yang terluka itu bekerja untuk perusahaan AS. Hingga kini, tidak ada kelompok yang segera mengklaim serangan di pangkalan udara Balad di provinsi Salah al-Din.

BACA JUGA: Terlibat Skandal Vaksin, Menkes Argentina Mengundurkan Diri

Sebelumnya, pada Januari 2020, pangkalan, yang terletak sekitar 80 km di utara ibu kota, Baghdad, diserang oleh delapan roket Katyusha, melukai empat anggota angkatan udara Irak, termasuk dua perwira.

Perusahaan pertahanan AS Sallyport memiliki kantor pusat di dalam pangkalan udara tersebut, dan saat ini memiliki 46 personel di sana yang dikontrak untuk memberikan layanan guna mendukung program F-16 Irak.

AS dilaporkan telah mengevakuasi beberapa kontraktornya dari pangkalan militer Irak untuk alasan keamanan.

Serangan ini menjadi yang kedua kalinya yang menyerang pasukan atau kontraktor AS dalam waktu kurang dari seminggu. Kelompok bersenjata yang menurut beberapa pejabat Irak didukung oleh Iran telah mengklaim insiden serupa di masa lalu.

Pekan lalu, satu kontraktor sipil asing tewas dan sembilan lainnya cedera setelah serangkaian serangan rudal di pangkalan militer di dalam bandara Erbil, di wilayah yang dikuasai Kurdi di Irak utara.

Serangan itu diklaim oleh kelompok bersenjata yang tidak begitu dikenal yang menyebut dirinya Awliya al-Dam atau Penjaga Darah.

Para pejabat Irak mengungkapkan kelompok itu memiliki hubungan dengan Pasukan Mobilisasi Populer (PMF), sebuah paramiliter Irak yang didirikan pada 2014 dari sebagian besar kelompok milisi Syiah untuk melawan kelompok ISIL (ISIS).

BACA JUGA: Kudeta Militer Myanmar Panas, 2 Demonstran Tewas di Mandalay

Serangan ini juga terjadi setelah NATO mengumumkan akan secara dramatis meningkatkan misinya di Irak dari 500 personel menjadi 4.000 untuk memerangi sisa-sisa ISIL (ISIS).

Diketahui, misi pelatihan NATO diluncurkan pada 2018 untuk membantu negara yang dilanda konflik itu mengembangkan akademi dan sekolah militer baru untuk angkatan bersenjatanya. Awalnya terletak di ibu kota, Baghdad, dan di negara tetangga Yordania.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co