Duh! Cari Gara-gara, Hacker Korut Coba Curi Data Vaksin Pfizer

16 Februari 2021 23:56

GenPI.co - Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan mengumumkan kecurigaannya tetapi menjauhkan diri dari klaim yang lebih spesifik oleh anggota komite intelijen parlemen bahwa Pfizer menjadi sasaran.

Pejabat setempat, Ha Tae-keung mengatakan bahwa NIS dan legislator lainnya selama briefing tertutup bahwa raksasa farmasi itu telah "diretas" oleh Korea Utara, memicu teguran publik yang tidak biasa.

BACA JUGA: Skotlandia Izinkan Belajar Tatap Muka di Sekolah Pekan Depan

Kantor urusan publik NIS menyebut Korea Utara mencuri Pfizer (informasi vaksin) dan berusaha mencuri (teknologi) dari Perusahaan vaksin dan farmasi Korea Selatan.

Dia mengatakan para legislator diminta untuk mengembalikan dokumen di akhir pengarahan. Namun, Tae-keung belum merinci waktu atau keberhasilan upaya yang dituduhkan tersebut, dan kantor Pfizer Asia belum mengomentari klaim tersebut.

NIS, yang memiliki catatan beragam dalam mengkonfirmasikan perkembangan di Korea Utara, tidak berkomentar tentang informasi terkait Korea Utara yang diberikannya kepada legislator pada pertemuan pribadi.

Ini mengikuti upaya tahun lalu oleh tersangka peretas Korea Utara untuk membobol sistem setidaknya sembilan raksasa perawatan kesehatan yang mengerjakan vaksin, seperti Johnson & Johnson, Novavax, dan AstraZeneca.

NIS sebelumnya mengatakan telah menggagalkan upaya tetangganya untuk meretas perusahaan Korea Selatan yang mengembangkan suntikan virus corona.

Spionase digital yang menargetkan badan kesehatan, ilmuwan vaksin, dan pembuat obat telah melonjak selama pandemi, ketika kelompok peretas yang didukung negara berjuang untuk mengamankan penelitian dan informasi terbaru.

Korea Utara sering dituduh beralih ke pasukan peretas untuk mengisi pundi-pundi yang kekurangan uang di tengah sanksi internasional yang melarang sebagian besar perdagangan dengan negara itu.

Pakar kesehatan mengatakan peretas Korea Utara mungkin lebih tertarik untuk menjual data yang dicuri dari pada menggunakannya untuk mengembangkan vaksin rumahan.

BACA JUGA: Militer Israel Gelar Latihan, Iran Siapkan Ranjau Kematian

Diketahui, Korea Utara diperkirakan akan menerima hampir dua juta dosis vaksin AstraZeneca-Oxford Covid-19 pada paruh pertama tahun ini melalui program berbagi vaksin COVAX.

Belum ada konfirmasi adanya infeksi, tetapi NIS mengatakan wabah tidak dapat dikesampingkan karena Korea Utara memiliki perdagangan dan pertukaran orang ke orang dengan China sebelum menutup perbatasan pada awal 2020 lalu.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co