GenPI.co - Pemerintah Rusia telah mengatakan siap untuk memutuskan hubungan dengan Uni Eropa, jika mereka menindaklanjuti dengan menjatuhkan sanksi hukuman pada Moskow, karena kasus kritikus Kremlin Alexey Navalny.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengungkapakn bahwa pihaknya siap membalas jika UE mengambil tindakan hukuman.
BACA JUGA: Gawat! Virus Ebola Melonjak di Kongo
“Jika kami melihat lagi, seperti yang kami rasakan lebih dari satu kali, bahwa sanksi yang dijatuhkan di beberapa daerah menimbulkan risiko bagi perekonomian ini," ujar Lavrov dalam keterangannya, seperti dilansir Reuters, Jumat (12/2/2021).
Menurutnya, Rusia tidak ingin terisolasi dari kehidupan internasional, tetapi pihaknya harus siap untuk itu. Artinya, jika negara menginginkan perdamaian, maka negara harus bersiap untuk perang.
Saat ini dilaporkan bahwa kekuatan Barat, bersama dengan ribuan pengunjuk rasa Rusia, telah menyerukan pembebasan Navalny dari penjara.
Navalny dipenjara setelah kembali ke Moskow bulan lalu, setelah terbang dari Berlin tempat dia dirawat menyusul dugaan serangan keracunan yang dia tuduhkan pada pejabat Rusia.
Dia dipenjara karena melanggar ketentuan hukuman percobaan terkait dengan kasus pada tahun 2014, yang dituduhnya bermotif politik.
Navalny muncul lagi di pengadilan pada hari Jumat, atas tuduhan fitnah terpisah yang juga dia kecam sebagai bermotif politik.
Ketika seruan untuk membebaskan Navalny tumbuh, kepala diplomat Uni Eropa, Josep Borrell, menerangkan dia akan merekomendasikan sanksi selama pertemuan para menteri Uni Eropa akhir bulan ini.
Borrell mengunjungi Rusia pekan lalu untuk melakukan pembicaraan dengan Lavrov, sebuah langkah yang menandai kunjungan pertama seorang pejabat tinggi UE ke Moskow sejak 2017 dan mendapat kecaman dari beberapa negara anggota blok itu.
Selama kunjungan Borrell, Rusia mengumumkan pengusiran diplomat dari Swedia, Jerman dan Polandia, menuduh mereka berpartisipasi dalam protes ilegal bulan lalu melawan penjara Navalny.
BACA JUGA: Drone Amerika Mungil tapi Mematikan, Manuvernya OMG!
Sementara itu, sekutu Navalny telah meminta Rusia untuk mengadakan demonstrasi skala kecil pada hari Minggu untuk menghindari penangkapan, mendesak mereka untuk berkumpul selama 15 menit di halaman pemukiman.
Moskow menyebut protes itu ilegal, dengan menyatakan bahwa mereka tidak menerima persetujuan resmi untuk melanjutkan dan berisiko menyebarkan Covid-19.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News