GenPI.co - Kementerian luar negeri India telah membandingkan penyerbuan kompleks Benteng Merah yang bersejarah dengan memprotes petani di New Delhi pada 26 Januari dengan kekerasan di Capitol Hill Amerika Serikat oleh para pendukung mantan Presiden AS Donald Trump.
Puluhan ribu petani yang memprotes melanggar barikade polisi untuk menyerbu benteng era Mughal, dengan banyak yang naik ke atas benteng untuk mengibarkan serikat petani dan bendera agama di lokasi di mana perdana menteri setiap tahun mengibarkan bendera nasional untuk menandai kemerdekaan negara.
BACA JUGA: Jerman Apresiasi Biden Soal Pengurangan Pasukan di Timur Tengah
Ribuan petani lainnya berbaris dengan berjalan kaki atau menunggang kuda sambil meneriakkan slogan-slogan menentang Perdana Menteri Narendra Modi.
Juru bicara kementerian luar negeri India, Anurag Srivastava mengatakan protes tersebut telah menimbulkan sentimen dan reaksi yang sama seperti penyerbuan gedung Capitol di Washington, DC, yang terjadi selama demonstrasi mematikan oleh pendukung Trump pada 6 Januari.
“Insiden kekerasan dan vandalisme di Benteng Merah yang bersejarah pada 26 Januari telah menimbulkan sentimen dan reaksi serupa di India, seperti yang terjadi di Capitol Hill pada 6 Januari dan ditangani sesuai dengan hukum setempat masing-masing,” kata dia dalam keterangannya, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (5/2/2021).
Pernyataan kementerian itu muncul tak lama setelah kedutaan besar AS di New Delhi mendesak pemerintah India untuk melanjutkan dialog dengan para petani yang memprotes.
BACA JUGA: Tragis, Warga Palestina Dibunuh Secara Membabi Buta di Ramallah
Polisi India saat ini mereka juga sedang menyelidiki perangkat protes yang dibagikan oleh Thunberg di Twitter, sementara kelompok Hindu sayap kanan mengadakan demonstrasi di New Delhi menentang pernyataan yang dibuat oleh selebriti asing.
Higga saat ini, puluhan ribu petani tetap berkemah di pinggiran ibu kota India untuk melanjutkan protes selama berbulan-bulan terhadap undang-undang pertanian baru yang mereka katakan akan membuat mereka lebih miskin dan tergantung pada belas kasihan perusahaan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News