GenPI.co - Amerika Serikat dan Rusia telah menyelesaikan perjanjian untuk memperpanjang hingga 2026 perjanjian yang membatasi persediaan senjata nuklir mereka.
Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (Perjanjian START Baru), yang akan berakhir pada Jumat (5/2/2021), memberlakukan batasan pada rudal dan pembom antarbenua Rusia dan AS, tetapi tidak mencakup jenis senjata baru.
BACA JUGA: Serangan Misterius, Kematian Hakim Meningkat di Afghanistan
Baik Washington dan Moskow menganggap perpanjangan itu sebagai kemenangan, dengan mengatakan itu akan memberikan stabilitas dan transparansi pada masalah nuklir sambil mengakui beberapa ketidaksepakatan mereka.
"Bahkan saat kami bekerja dengan Rusia untuk memajukan kepentingan AS, kami juga akan berupaya meminta pertanggungjawaban Rusia atas tindakan permusuhan serta pelanggaran hak asasi manusia," kata Menteri Luar Negeri, Antony Blinken dalam pernyataannya, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (4/2/2021).
Lebih lanjut, Blinken menambahkan Washington akan menggunakan perpanjangan lima tahun untuk mengejar batasan tambahan pada semua senjata nuklir Rusia.
“Presiden Joe Biden telah menjelaskan bahwa perpanjangan Perjanjian START Baru hanyalah awal dari upaya kami untuk mengatasi tantangan keamanan abad ke-21,” jelasnya.
BACA JUGA: Cegah Penyebaran Corona, Arab Saudi Blokir 20 Negara Ini
Dalam sebuah pernyataan lainnya, kementerian luar negeri Rusia mengatakan bahwa catatan diplomatik yang diperlukan untuk memperpanjang START baru secara resmi telah dipertukarkan pada Rabu (3/2/2021).
Namun demikian, pernyataan Rusia itu tidak membahas sengketa yang lebih luas dengan AS, termasuk kecaman Washington atas pencaplokan Krimea dari Ukraina oleh Moskow pada 2014.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News