GenPI.co - Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) dengan kandidat Donald Trump dan Joe Biden digelar pada hari Selasa (3/11) waktu setempat. Pemilu kali ini digelar di tengah kondisi AS sebagai negara paling terdampak pandemi Covid-19.
Pengamat politik luar negeri sekaligus mantan Duta Besar RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Makarim Wibisono mengungkap, sejumlah penyesuaian pun dilakukan pada pemilihan presiden kali ini.
BACA JUGA: Kemenangan Donald Trump Diprediksi Astrolog Hingga Nostradamus
Demi keamanan masyarakat, salah satu metode pemilihan yang digunakan adalah menggunakan jasa pos.
“Kalau sekarang banyak yang pakai pos. Jadi itu untuk mengurangi kerumunan orang,” kata Makarim kepada GenPI.co.
Dalam Pilpres AS kali ini, surat suara dikirim ke rumah masing-masing. Kemudian, surat suara yang telah diisi dikirimkan kembali lewat drop box yang tersebar di berbagai lokasi.
Menurut Makarim, alternatif ini dipilih untuk mengurangi kerumuman. Seperti diketahui, pada pemilu sebelumnya di tahun 2016, sebagian besar masyarakat AS memilih untuk memberikan suaranya secara langsung.
“Waktu pemilu sebelumnya, kan jarang menggunakan pos, masyarakatnya pada antre,” ujarnya.
BACA JUGA: Kabinet Anyar Selandia Baru: Wakil PM LGBT dan Menlu Bertato
Cara ini tentunya bisa menjadi contoh untuk penyelenggaraan pemilu di tengah pandemi. Menggunakan ini dinilai lebih aman dan mampu mencegah penularan Covid-19.
Meski demikian, Makarim menilai bahwa cara ini memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
“Tapi kekurangan jadi lebih lama pengumpulan hasil suaranya,” jelas Makarim.
Lebih lanjut, Makarim tetap mengapresiasi penyelenggaraan pemilu AS yang berjalan tertib, khususnya di tengah pandemi Covid-19 yang sedang terjadi saat ini. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News