Trump vs Biden, yang Menang Rusia, China dan Iran

01 Oktober 2020 13:30

GenPI.co - Duel dua kandidat capres Amerika, Donald Trump vs Joe Biden berlangsung panas. Siapa pun yang meraup suara terbanyak, pemenangnya diyakini bakal dipegang Rusia, China dan Iran. Kok bisa?

Penilaian seorang pejabat tinggi menyebutkan kekuatan-kekuatan asing ikut bermain di belakang Trump dan Biden.

Dua-duanya menjadi senjata yang dimanfaatkan Rusia, China dan Iran.

BACA JUGA: Oktober Terindah, Zodiaknya Bakal Banyak Dapat Berkah

Tiga-tiganya punya kepentingan. Tiga-tiganya punya kemampuan intelijen.

Kremlin, Beijing dan Teheran diyakini sama-sama punya kemampuan untuk mengatur pemerintahan Amerika di masa depan.

Apakah Kremlin berusaha mempertahankan Donald Trump sebagai presiden? Atau Beijing memberikan dukungan moral kepada Joe Biden? Atau malah Teheran yang main di dua kaki? 

Apa yang bisa dilakukan China?

Sosok-sosok penting di pemerintahan Trump berpendapat bahwa sebenarnya China, yang menjadi ancaman utama tahun ini.

“Saya sudah melihat data intelijen. Itulah yang saya simpulkan,” kata Jaksa Agung William Barr. 

BACA JUGA: Peruntungan Zodiak di Oktober, Ada yang Suram dan Ketemu Mantan 

Tapi, politikus Demokrat Adam Schiff, punya anggapan beda. Dalam penilaiannya, China lebih senang jika Presiden Trump menang lagi dalam pemilihan.

“China menekan sosok-sosok di panggung politik Amerika. Setelah itu menyerang balik kritik terhadap China,” katanya.

Lantas bagaimana dengan Rusia?

Intelijen Amerika meyakini Rusia berusaha mempengaruhi pemilih agar mendukung Donald Trump.

Bulan lalu, panel Senat yang dikuasai kubu Republik memperkuat pandangan bahwa Rusia menginginkan Trump menang.

Dalam ulasannya, yang ditujukan bagi publik Amerika, Kepala Pusat Keamanan dan Kontraintelijen Nasional (NCSC) William Evanina mengatakan Rusia menggunakan berbagai langkah untuk merendahkan mantan Wakil Presiden Biden.

Lalu bagaimana dengan Iran?

William Evanina mengatakan Teheran menentang periode kedua Presiden Trump. Trump diyakini akan membuat tekanan terus menerus terhadap Iran.

Iran disebut akan fokus pada pengaruh online. Tuduhan intelijen disokong Microsoft.

Perusahaan teknologi informasi raksasa itu mengatakan para peretas yang punya hubungan dengan Rusia, China, dan Iran berupaya memata-matai sosok-sosok kunci dalam pemilu Amerika.

BACA JUGA: Kuartet Zodiak Bakal Senyum di Oktober, Hokinya Bikin Minder

Soal Iran, perusahaan tersebut mengatakan sebuah kelompok Iran yang dikenal dengan sebutan Phosphorus gagal menembus akun-akun milik para pejabat Gedung Putih.

Kelompok ini juga gagal merecoki akun tim kampanye Trump antara Mei dan Juni tahun ini.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyebut laporan Microsoft itu adalah tuduhan aneh.

“Iran tidak merisaukan siapa yang akan menduduki kursi kepresidenan di Gedung Putih,” kata jubir Kemenlu Iran, Saeed Khatibzadeh. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co